Antartika – Minat wisata ke ujung selatan bumi terus meningkat, namun tren ini ikut memicu risiko efek rumah kaca. Dampaknya, suhu global makin meningkat akibat perubahan iklim yang kini terasa di seluruh dunia.
Setiap tahun, lebih dari 100.000 wisatawan internasional berkunjung ke Antartika. Menurut riset yang dipublikasikan di Journal of Sustainable Tourism, emisi gas rumah kaca melonjak tajam terutama karena penerbangan lintas benua.
“Perpaduan antara penerbangan jarak jauh dan lamanya waktu tinggal di kapal membuat Antartika menjadi salah satu destinasi wisata dengan konsumsi energi yang besar,” tulis riset tersebut yang dikutip dari ABC Net. Studi itu mencatat, musim wisata 2022–2023 menghasilkan 674.696 ton emisi setara karbon dioksida. Rata-rata, setiap wisatawan menyumbang 6,41 ton emisi, terdiri dari 2,26 ton dari penerbangan dan 4,15 ton dari perjalanan kapal.
Pada periode tersebut, 64.073 wisatawan memilih berlayar dengan kapal tradisional, sementara 34.264 lainnya mengikuti perjalanan pesiar khusus. Ada yang berangkat langsung dari Antartika, ada pula yang memulai perjalanan dari Eropa maupun wilayah lain menuju Kutub Selatan. Meski tingkat emisi per orang cukup tinggi, laporan ini menyebut pariwisata Antartika hanya berkontribusi kecil terhadap total emisi global. Industri dan sektor kehidupan lain tetap menjadi penyumbang emisi terbesar.
“Perlu dicatat, emisi dari wisata Antartika kurang dari 2 persen dari total pelayaran dunia. Jumlah ini termasuk yang terkecil secara global,” ujar penulis utama riset, Daniela Cajiao dari Universitas Wageningen.
Menanggapi hasil penelitian tersebut, Asosiasi Internasional Operator Tur Antartika (IAATO) menegaskan bahwa para anggotanya berkomitmen mengurangi dampak perubahan iklim. Upaya tersebut tetap dilakukan tanpa mengurangi pengalaman wisatawan menikmati keindahan Antartika.
“Sebagai organisasi dengan misi menjaga perjalanan aman dan bertanggung jawab, pengurangan emisi absolut menjadi bagian penting dari usaha ini,” jelas Amanda Lynnes, penasihat senior lingkungan IAATO.
Ia menambahkan, banyak kapal wisata di Antartika telah ditingkatkan kualitasnya dalam dekade terakhir. Penggunaan bahan bakar minyak berat sudah diganti dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan beremisi lebih rendah. Selain itu, anggota IAATO juga menargetkan pencapaian nol emisi karbon sebelum tahun 2050.