6 Faktor Penyebab Kanker Payudara yang Wajib Diketahui Perempuan

Last Updated: 23 Oktober 2025By Tags: , , ,

Payudara bukan hanya bagian tubuh dengan fungsi biologis penting, tetapi juga memiliki makna emosional yang mendalam bagi perempuan. Dari sanalah seorang ibu memberikan kasih sayang pertama melalui proses menyusui. Namun di balik makna yang begitu istimewa, ada ancaman serius yang perlu diwaspadai, yaitu kanker payudara.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2022, lebih dari 670 ribu perempuan di seluruh dunia meninggal akibat kanker payudara. Penyakit ini tidak terjadi secara tiba-tiba karena ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang perempuan mengalaminya. Mengetahui faktor-faktor ini penting agar kamu bisa lebih waspada dan melakukan deteksi dini sejak awal.

1. Usia dan Risiko yang Meningkat Setelah Menopause

Usia menjadi salah satu faktor utama penyebab kanker payudara. Menurut dr. Daniel Ardian Soeselo, Sp.B, MSi.Med, dari Rumah Sakit Atma Jaya, risiko kanker payudara meningkat signifikan setelah seorang perempuan memasuki masa menopause. Hal ini sejalan dengan data dari National Cancer Institute (NCI) tahun 2020 yang menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Perempuan berusia 30 tahun memiliki risiko 1 dari 204, usia 40 tahun memiliki risiko 1 dari 65, usia 50 tahun memiliki risiko 1 dari 42, usia 60 tahun memiliki risiko 1 dari 28, dan usia 70 tahun memiliki risiko 1 dari 24. Semakin bertambah usia, terutama setelah menopause, semakin besar pula peluang terkena kanker payudara.

2. Riwayat Keluarga dengan Kanker Payudara

Faktor keturunan juga berperan besar dalam risiko kanker payudara. Menurut American Cancer Society, sekitar 5 hingga 10 persen kasus kanker payudara bersifat genetik atau diwariskan dalam keluarga. Jika ada anggota keluarga seperti ibu, kakak, atau saudara perempuan yang pernah menderita kanker payudara, maka risiko kamu untuk mengalaminya bisa meningkat hingga dua kali lipat. Oleh karena itu, perempuan dengan riwayat keluarga seperti ini sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri maupun medis untuk mendeteksi sejak dini.

3. Menstruasi Pertama Terlalu Dini (di Bawah 12 Tahun)

Menstruasi yang datang terlalu awal juga dapat menjadi salah satu faktor risiko kanker payudara. Menurut dr. Daniel, usia normal perempuan mulai mengalami menstruasi adalah sekitar 12 hingga 13 tahun. Jika menstruasi datang di usia 9 atau 10 tahun, maka risiko terkena kanker payudara di kemudian hari akan meningkat. Berdasarkan data dari Cancer Australia, risiko kanker payudara dapat meningkat sekitar 5 persen setiap tahun semakin dini seorang perempuan mengalami menstruasi. Hal ini terjadi karena tubuh terpapar hormon estrogen lebih lama dibanding perempuan yang menstruasi di usia normal.

4. Menopause Terlambat (di Atas Usia 50 Tahun)

Selain menstruasi dini, menopause yang terjadi terlambat juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Biasanya, perempuan mengalami menopause di usia 45 hingga 50 tahun. Namun jika menopause terjadi setelah usia 50 tahun, risiko kanker payudara akan bertambah. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perempuan yang mengalami menopause terlambat akan terpapar hormon estrogen lebih lama, dan hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang berpotensi menjadi kanker.

5. Riwayat Tumor Jinak pada Payudara

Benjolan di payudara sering kali dianggap sebagai tumor jinak dan tidak berbahaya. Namun menurut dr. Daniel, meskipun bersifat jinak, kondisi ini dapat menjadi tanda bahwa tubuh memiliki potensi genetik terhadap kanker payudara. Hal ini diperkuat oleh penjelasan American Cancer Society yang menyebutkan bahwa perempuan dengan riwayat tumor jinak atau kanker payudara sebelumnya memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kanker di payudara yang sama atau di sisi lainnya.

6. Mutasi Genetik BRCA1 dan BRCA2

Faktor terakhir yang perlu diperhatikan adalah adanya mutasi genetik pada gen BRCA1 atau BRCA2. Kedua gen ini berfungsi untuk memperbaiki kerusakan DNA pada sel. Jika terjadi mutasi, kemampuan gen tersebut untuk memperbaiki DNA akan terganggu, sehingga sel-sel dapat tumbuh secara tidak terkendali dan memicu terbentuknya kanker. Mutasi ini bisa meningkatkan risiko kanker payudara maupun kanker ovarium. Contoh kasus ini pernah dialami oleh aktris Hollywood Angelina Jolie yang diketahui membawa mutasi gen BRCA1 dan memutuskan menjalani operasi pengangkatan payudara untuk mencegah timbulnya kanker.

Sumber: Kumparan News

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment