Trik Dapetin Manfaat Matahari Pagi Tanpa Takut Efek Buruk
Mendapatkan paparan sinar matahari pagi yang cukup bermanfaat untuk mengatasi sejumlah permasalahan kulit, seperti eksim, psoriasis, dan bahkan jerawat.Selama bertahun-tahun, sinar matahari kerap dianggap musuh oleh dunia kesehatan. Bahaya radiasi ultraviolet (UV) dari matahari dituding sebagai biang kerok penuaan dini hingga pemicu kanker kulit. Bahkan, kebutuhan akan vitamin D yang dihasilkan dari paparan sinar matahari pun sempat diyakini cukup dipenuhi lewat suplemen dan makanan fortifikasi. Namun, sejumlah penelitian mutakhir mulai menggoyahkan anggapan tersebut.
Alih-alih hanya membawa bahaya, matahari ternyata juga menyimpan manfaat kesehatan yang tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh pil vitamin D.Seperti dikutip dari CNA Lifestyle, salah satu dampak positif dari sinar mentari adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah. Beberapa studi menyebut, orang yang rutin terpapar sinar matahari cenderung memiliki tekanan darah lebih stabil dibanding mereka yang jarang keluar rumah. Ini disebabkan oleh pelepasan senyawa nitric oxide di kulit yang bekerja melemaskan pembuluh darah, sehingga aliran darah lebih lancar.Efek tersebut bahkan lebih nyata saat musim dingin, ketika sinar matahari sulit dijumpai. Tekanan darah cenderung naik dan angka penyakit jantung melonjak. Sebuah riset di Swedia yang melibatkan hampir 30.000 perempuan selama dua dekade mengungkap fakta menarik: wanita yang rutin menghindari sinar matahari justru berisiko dua kali lebih tinggi mengalami kematian dibanding mereka yang terpapar matahari secara berkala—meski kelompok kedua ini juga menghadapi risiko lebih besar terkena melanoma. Artinya, sinar matahari dalam dosis yang tepat bisa jadi kunci umur panjang.Tak hanya berdampak pada pembuluh darah, matahari juga berperan penting dalam menjaga imunitas. Paparan UVB, misalnya, mampu mengaktifkan sel imun tertentu yang berperan mengurangi peradangan. Ini terbukti efektif dalam membantu pengelolaan penyakit autoimun seperti multiple sclerosis. Terapi cahaya juga jamak digunakan untuk menangani eksim, psoriasis, dan gangguan imun lainnya.Dilansir dari The Conversation, manfaat lainnya yang tak kalah penting adalah terhadap kesehatan mental. Sinar UV terbukti mampu meningkatkan kadar serotonin—senyawa kimia di otak yang memengaruhi suasana hati. Tak heran, banyak orang merasa lebih ceria dan energik saat beraktivitas di bawah sinar matahari.Meski vitamin D tetap menjadi manfaat utama dari matahari, sejumlah studi mengungkap bahwa suplemen vitamin D belum terbukti efektif menurunkan risiko penyakit kronis seperti jantung, kanker, atau diabetes. Hal ini mengindikasikan bahwa sinar matahari menawarkan manfaat biologis lain di luar vitamin D itu sendiri.
Kendati demikian, moderasi tetap menjadi kunci. Menurut Shadowmap, para pakar menganjurkan untuk menghindari paparan saat matahari berada di titik tertingginya, yaitu antara pukul 10 pagi hingga 2 siang. Penggunaan pelindung seperti topi, pakaian tertutup, dan tabir surya masih sangat diperlukan untuk menghindari efek buruk UV.
Pada akhirnya, paparan sinar matahari dalam jumlah wajar dapat membawa manfaat kesehatan menyeluruh asal tidak berlebihan dan tetap memperhatikan proteksi. Bukan lagi sekadar musuh, matahari kini mulai dilirik kembali sebagai sekutu dalam menjaga kebugaran tubuh.
Sumber: Tempo.co
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com