Sesar Lembang: Ancaman Nyata di Balik Rentetan Gempa yang Guncang Bandung Raya

Last Updated: 25 Agustus 2025By Tags: ,

Wilayah Bandung Raya tengah diguncang rentetan gempa dalam beberapa waktu terakhir. Gempa-gempa ini dikaitkan dengan meningkatnya aktivitas Sesar Lembang, salah satu patahan aktif yang membentang di utara Kota Bandung. Sejumlah gempa dengan kekuatan rendah tercatat mengguncang kawasan Kabupaten Bandung Barat, menjadi alarm bagi potensi gempa yang lebih besar di masa mendatang.

Salah satu gempa terjadi pada Kamis (14/8) dengan magnitudo 1,8 di wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Selang beberapa hari, Rabu (20/8), wilayah yang sama kembali diguncang gempa berkekuatan M1,7. Episenter gempa terletak sekitar 3 kilometer dari pusat Kabupaten Bandung Barat dengan kedalaman 10 kilometer. Meski skalanya kecil, rentetan kejadian ini mengindikasikan bahwa Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang berpotensi memicu gempa lebih besar.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa aktivitas seismik di kawasan tersebut menjadi bukti nyata bahwa Sesar Lembang harus menjadi perhatian serius. Terletak sekitar 8–10 kilometer di utara Kota Bandung, sesar ini merupakan satu dari 81 patahan aktif yang teridentifikasi di Indonesia. Sesar Lembang terbentang sepanjang 29 kilometer dan terus bergerak dengan kecepatan sekitar 6 milimeter per tahun.

Patahan ini terdiri dari enam segmen yang tidak lurus, masing-masing dikenal sebagai Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng. Jalurnya memanjang dari Kecamatan Padalarang di barat hingga Cilengkrang di timur. Di sisi barat, struktur sesar cenderung landai dan kini banyak dijadikan lahan pertanian serta permukiman warga. Namun di bagian timur, kemiringan sesar bisa mencapai 40 derajat, menyerupai dinding besar alami yang juga menjadi daya tarik wisata.

Dalam diskusi daring bertajuk “Pemetaan Sesar Pulau Jawa Serta Mitigasi Risiko Bencana Geologi” pada 2024 lalu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono, memaparkan skenario dampak gempa jika sesar ini aktif memicu lindu besar. Berdasarkan peta dari Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), Sesar Lembang memiliki potensi magnitudo maksimum mencapai 6,8.

Jika gempa terjadi dengan kedalaman 10 kilometer, Rahmat memperkirakan wilayah Bandung Barat, Kota Cimahi, Bandung, hingga Purwakarta akan merasakan guncangan kuat dengan skala intensitas MMI VI hingga VII. Dampak kerusakan bisa tergolong sedang, dengan catatan bangunan di kawasan tersebut sudah memenuhi standar tahan gempa. Namun bila tidak, struktur bangunan yang lemah bisa hancur total.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Nuraini Rahma Hanifa, peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN. Ia mengungkapkan bahwa potensi kerusakan akibat Sesar Lembang juga dipengaruhi oleh kondisi tanah di Kota Bandung yang tergolong lunak karena wilayah ini dulunya merupakan dasar danau purba. Akibatnya, meski episentrum gempa berada cukup jauh, getaran bisa terasa lebih kuat dan merusak di area yang berdiri di atas tanah lunak tersebut.

Dengan kondisi tersebut, penting bagi masyarakat Bandung Raya untuk meningkatkan kewaspadaan serta mempersiapkan langkah mitigasi, termasuk memastikan struktur bangunan tahan gempa dan memahami potensi risiko dari sesar yang melintas dekat kawasan permukiman.

Sumber: CNN News

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment