Jangan Disepelekan, Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Alami Stres Berlebihan
Situasi yang penuh tekanan, baik karena pekerjaan, berita, atau kondisi sosial, bisa memicu stres yang berdampak langsung pada tubuh. Meski stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan, bila terjadi terus-menerus dan tidak dikelola, dampaknya bisa sangat serius.
Stres yang berkepanjangan bukan hanya membuat Anda merasa lelah secara mental, tetapi juga memengaruhi kesehatan fisik secara menyeluruh. Karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri stres sedini mungkin agar bisa segera ditangani.
Ciri-Ciri Tubuh yang Mengalami Stres
Beberapa tanda umum yang menunjukkan seseorang sedang mengalami stres berlebihan antara lain:
-
Cepat lelah tanpa sebab yang jelas
-
Susah tidur atau justru tidur terus-menerus
-
Mudah marah, gelisah, atau cemas berlebihan
-
Sulit berkonsentrasi atau mengambil keputusan
-
Jantung berdebar lebih cepat
-
Otot tegang di leher, bahu, atau punggung
-
Sakit kepala tanpa sebab medis yang jelas
-
Masalah pencernaan seperti sembelit, diare, atau sakit perut
-
Perubahan nafsu makan—bisa meningkat atau menurun drastis
-
Siklus menstruasi tidak teratur (pada perempuan)
Jika beberapa dari gejala di atas terjadi secara bersamaan dan dalam jangka panjang, besar kemungkinan tubuh Anda sedang mengalami stres yang perlu segera dikelola.
Berikut adalah berbagai gangguan yang dapat muncul saat tubuh mengalami stres berlebihan:
1. Ketegangan Otot
Saat stres, otot tubuh secara refleks akan menegang, terutama di bagian leher, bahu, dan punggung. Beberapa orang juga bisa tanpa sadar mengatupkan rahang terlalu keras. Jika berlangsung lama, ketegangan ini bisa menyebabkan nyeri otot kronis dan mengganggu aktivitas sehari-hari, menurut Keck Medicine.
2. Sakit Kepala
Jenis sakit kepala yang paling sering dipicu oleh stres disebut tension headache. Rasa nyeri biasanya terasa di kedua sisi kepala dan bisa terasa seperti tekanan kuat atau remasan. Dalam beberapa kasus, rasa sakitnya bisa menjalar ke leher dan membuat tidak nyaman seharian.
3. Masalah Pencernaan
Stres berkepanjangan bisa memengaruhi sistem pencernaan. Gejala yang umum muncul antara lain diare, sembelit, sakit perut, hingga rasa mulas. Gangguan ini disebabkan karena saluran cerna sangat sensitif terhadap perubahan kondisi psikologis.
4. Jantung Berdebar (Palpitasi)
Stres bisa menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, atau terasa tidak beraturan. Meskipun belum ada penyebab pasti, stres kronis bisa memicu gangguan irama jantung, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta penyakit jantung.
5. Gangguan Siklus Menstruasi
Stres bisa berdampak pada sistem hormonal, terutama pada perempuan. Akibatnya, siklus haid bisa menjadi tidak teratur, nyeri haid bertambah parah, bahkan menyebabkan gangguan kesuburan. Ini karena tubuh menganggap situasi sedang tidak aman untuk bereproduksi.
6. Kesulitan Tidur
Pikiran yang gelisah saat stres sering membuat seseorang sulit tidur nyenyak. Sebaliknya, ada juga yang justru tidur berlebihan sebagai respons dari kelelahan emosional. Kurang tidur dalam jangka panjang dapat mengganggu daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti jantung, diabetes, hingga kanker.
7. Berat Badan Naik
Tak sedikit orang yang menjadikan makanan sebagai pelarian saat stres. Kondisi ini diperparah oleh peningkatan hormon kortisol yang mendorong keinginan makan berlebih dan menyimpan lemak, terutama di bagian perut. Akibatnya, berat badan bisa meningkat secara signifikan.
Stres Perlu Dikelola, Bukan Dibiarkan
Stres tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi dapat dikelola agar tidak berdampak negatif. Luangkan waktu untuk relaksasi, istirahat cukup, berolahraga, dan batasi paparan informasi yang memicu kecemasan berlebih. Jika stres sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi ke tenaga profesional.