Bahaya Rokok dan Minuman Keras bagi Kesehatan Otak Generasi Muda
Perkembangan otak pada masa remaja adalah tahap krusial dan rentan terhadap berbagai pengaruh eksternal, terutama kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Kebiasaan tersebut tidak hanya berisiko bagi kesehatan otak secara fisik, tetapi juga berdampak serius pada fungsi otak yang sedang dalam tahap berkembang.
Perkembangan Otak Remaja dan Kerentanannya
Otak remaja belum berkembang sepenuhnya, proses ini baru selesai pada usia sekitar 25 tahun. Konsultan Layanan Neurologi di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH) Tan Shan-Shan menyampaikan, semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan perkembangan otak berlanjut hingga dewasa.
“Proses yang lambat dan stabil ini memungkinkan otak untuk berubah dan membangun koneksi baru seiring bertambahnya pengalaman dan mempelajari keterampilan baru, termasuk bagaimana kita merespons tuntutan fisik dan kognitif di lingkungan sekitar,” tuturnya dari CNA, Selasa, 26 Agustus 2025.
Tan menjelaskan, pematangan otak berkaitan dengan pengembangan koneksi, struktur, dan fungsi. Salah satunya dengan menambah jumlah neuron untuk membentuk jalur saraf yang kompleks. Proses ini, termasuk sirkuit saraf (neurocircuitry), memungkinkan otak mengolah informasi dan mengendalikan perilaku.
Otak manusia terus berkembang hingga usia pertengahan dua puluhan, terutama di area kortex prefrontal. Dokter anak senior dan ahli saraf anak di Rumah Sakit Parkway East, Yeo Tong Hong mengatakan, ini adalah area bertugas dalam pengambilan keputusan, pengendalian diri, dan proses belajar.
“Di sinilah banyak fungsi kognitif dan eksekutif tingkat tinggi, termasuk pengambilan keputusan, perencanaan, pengaturan emosi, perhatian dan pengendalian implus, kepribadian dan perilaku sosial, termasuk manajemen stres berada,” kata Yeo.
Cara Kerja Rokok dan Alkohol dalam Proses Pematangan Otak
Pada usia remaja, area kortex prefrontal tersebut masih sangat rentan untuk terpengaruh zat negatif berbahaya seperti nikotin dan alkohol. Paparan dini terhadap zat ini dapat mengganggu proses pembentukan jalur saraf, yang berakibat pada fungsi kognitif dan emosi menjadi terganggu.
Konsultan di Layanan Kedokteran Remaja KKJ, Juliet Tan Sher Kit mengatakan bagian kortex prefrontal masih dalam tahap pematangan, sehingga zat-zat tertentu dapat mengganggu perkembangannya.
“Yang dapat kesulitan dalam belajar, memproses pikiran, dan mengendalikan impuls,” tuturnya.
Otak remaja sangat rentan terhadap pengaruh zat tertentu. Tan Shan-Shan mencontohkan dengan pemberian etomidate atau obat penenang yang efeknya dapat menurunkan kadar prekursor serotonin (5-HTP) yang membantu tidur dan neurotransmitter GABA yang meningkatkan relaksasi. Akibatnya, remaja bisa mengalami kecemasan, gangguan tidur, dan serangan panik.
Selain itu, zat-zat negatif seperti alkohol dapat mengganggu komunikasi antar sel otak, sehingga mempengaruhi keseimbangan, daya ingat, kemampuan bicara, dan pengambilan keputusan. Saat mengonsumsi alkohol, otak tidak berfungsi secara optimal, meningkatkan risiko cedera dan kecelakaan. Jika dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah besar, alkohol dapat merusak struktur otak, termasuk mengecilkan sel saraf, yang menurunkan kemampuan berpikir dan mengingat.
Bagi remaja, bahaya alkohol lebih besar dibandingkan orang dewasa karena otak mereka masih berkembang. Konsumsi alkohol dapat mengganggu proses perkembangan ini dan menyebabkan perubahan fungsi otak jangka panjang. Akibatnya, kemampuan belajar, pengendalian emosi dan perilaku di masa depan bisa terganggu.
Konsumsi alkohol berulang dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan permanen pada struktur dan fungsi otak. Otak sulit menjalankan tugas utama, sementara pengendalian diri menjadi terganggu sehingga sulit menghentikan konsumsi meskipun menyadari dampaknya.
Dalam jangka pendek, alkohol juga mengurangi kemampuan berpikir dan mengambil keputusan. Saat mabuk, seseorang mungkin merasa bingung, kehilangan keseimbangan, dan kendali diri menurun. Jika konsumsi berlanjut, kondisi bisa memburuk hingga kehilangan kesadaran bahkan koma. Kadar alkohol yang sangat tinggi dalam darah bisa berakibat fatal tanpa penanganan cepat.
Sumber: Tempo.co
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com