Sering Disepelekan, Menyimpan 5 Makanan Ini di Plastik Bisa Berisiko bagi Kesehatan
Wadah plastik kerap jadi andalan di dapur karena ringan, praktis, dan serbaguna. Meski begitu, tidak semua jenis makanan aman disimpan di dalamnya, bahkan bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Hampir setiap rumah memiliki wadah plastik dengan berbagai ukuran dan bentuk yang memudahkan penyimpanan bahan makanan, masakan siap saji, hingga sisa hidangan. Namun, perlu diketahui bahwa ada beberapa makanan yang sebenarnya tidak cocok jika ditempatkan dalam wadah plastik.
Menurut laporan Times of India (29/9/2025), ada sejumlah bahan makanan yang bisa bereaksi dengan plastik, menyerap zat kimia tertentu, atau bahkan mempercepat proses pembusukan.
Hasil penelitian dari National Sanitation Foundation (NSF) juga menunjukkan bahwa makanan dengan kadar asam atau lemak tinggi berpotensi melepaskan zat berbahaya dalam jumlah kecil ketika terlalu lama disimpan di wadah plastik.
Karena itu, penting untuk mengetahui lima jenis makanan yang sebaiknya tidak disimpan dalam wadah plastik karena bisa menimbulkan risiko kesehatan.
1. Makanan sisa yang masih panas
Banyak orang terbiasa langsung memasukkan makanan sisa yang baru dipanaskan ke dalam wadah plastik supaya bisa dikonsumsi kembali nanti. Padahal, cara ini tidak disarankan. Suhu panas dapat memicu terjadinya chemical leaching atau pelepasan zat kimia dari plastik ke dalam makanan. Selain itu, uap panas yang terperangkap di dalam wadah plastik juga bisa mempercepat pertumbuhan bakteri. Jadi, sebaiknya biarkan makanan dingin terlebih dahulu sebelum disimpan. Untuk opsi yang lebih aman, gunakan wadah berbahan kaca atau stainless steel.
2. Daging dan seafood mentah
Secara alami, daging mentah, ayam, maupun seafood mengandung bakteri. Jika disimpan dalam wadah plastik, kelembapan bisa terperangkap dan berpotensi meningkatkan risiko kontaminasi silang di dalam lemari es. Cara yang lebih aman adalah menyimpannya dalam wadah kaca atau tetap menggunakan kemasan aslinya. Dengan begitu, cairan yang keluar dari bahan protein tersebut tidak mudah bocor dan menyebar, sehingga risiko kontaminasi silang bisa diminimalisir.
3. Buah dan sayur asam
Jenis buah dan sayur yang memiliki kadar asam tinggi, seperti tomat, jeruk, maupun berry, bisa bereaksi dengan wadah plastik. Hal ini bukan hanya memengaruhi cita rasa aslinya, tetapi juga berisiko melepaskan zat kimia dari plastik ke dalam makanan. Untuk penyimpanan yang lebih aman, sebaiknya gunakan wadah berbahan kaca atau keramik dengan penutup rapat. Alternatif lainnya, buah dan sayur asam bisa disimpan dalam kantong berlubang atau memiliki sirkulasi udara agar tetap segar sekaligus aman dikonsumsi.
4. Makanan berminyak atau berlemak
Jenis makanan seperti keju, mentega, selai kacang, hingga berbagai saus sebaiknya tidak disimpan dalam wadah plastik. Kandungan minyak dan lemak di dalamnya berpotensi menyerap zat kimia dari plastik jika dibiarkan terlalu lama. Selain itu, makanan berlemak juga sering menempel pada permukaan plastik sehingga wadah lebih sulit dibersihkan. Untuk solusi yang lebih aman sekaligus praktis, gunakan wadah kaca karena tidak bereaksi dengan minyak serta lebih mudah dirawat.
5. Makanan fermentasi atau minuman berkarbonasi
Produk seperti kimchi, acar, maupun minuman bersoda sebaiknya tidak disimpan dalam wadah plastik. Gas yang dihasilkan dari proses fermentasi atau karbonasi dapat menumpuk dan menimbulkan tekanan, sehingga wadah plastik bisa melengkung atau bahkan bocor. Sebagai gantinya, gunakan stoples atau wadah kaca yang memang dirancang khusus untuk menampung produk fermentasi. Wadah jenis ini jauh lebih aman dan mampu menjaga kualitas makanan maupun minuman.
Sumber: detikFood
Berita selengkapnya bisa anda lihat di aruna9new.com












