Kisah Inspiratif Diane Keaton Melawan Kanker Kulit dan Gangguan Makan Bulimia
Diane Keaton meninggal dalam usia 79 tahun pada Sabtu, 11 Oktober 2025, di California Amerika Seikat. Belum ada pernyataan resmi terkait penyebab kematiannya. Pemeran Annie Hall itu dilaporkan dalam keadaan tidak sadarkan diri, di Brentwood, California, saat petugas pertolongan pertama tiba setelah panggilan darurat.
Peraih Oscar ini meninggalkan jejak karir sukses selama lebih dari lima dekade dalam industri perfilman. Dia juga dikenal terbuka mengenai masalah kesehatan pribadi yang ia hadapi.
Perjuangan Melawan Kanker Kulit
Keaton beberapa kali berjuang melawan serangan Kanker kulit. pada usia 21 tahun, ia didiagnosis mengidap karsinoma sel basal, jenis kanker kulit yang paling umum. Meskipun berhasil diobati, Keaton menghadapi kekambuhan di kemudian hari. Pada tahun 2011, ia kembali didiagnosis dengan jenis kanker kulit lain, yaitu karsinoma sel skuamosa pada pipinya. Akibat kanker itu dia memerlukan beberapa kali operasi pengangkatan. Dalam wawancara pada tahun 2015, Keaton menyatakan bahwa riwayat kanker kulit yang panjang dalam keluarganya membuatnya selalu waspada terhadap gejala penyakit tersebut.
Sebab itu, dia menekankan pentingnya penggunaan tabir surya. Bahkan dia diketahui selalu mengenakan topi bertepi lebar, yang merupakan bagian dari upayanya menjaga diri dari paparan sinar matahari.
Keterbukaan Mengenai Bulimia
Selain kanker kulit, pemeran The Godfather ini juga secara terbuka membahas perjuangannya melawan bulimia nervosa. Gangguan makan serius, yang ia sebut sebagai titik terendah dalam hidupnya.
Keaton mengalami gangguan makan ini dimulai pada tahun 1968. Penyebabnya adalah tekanan untuk menurunkan berat badan agar bisa mendapatkan peran utama dalam sebuah produksi Broadway. dia mengakui bahwa kondisi tersebut adalah penyakit mental yang membuatnya merasa terasing dan menjalaninya dengan cara hidup yang penuh kebohongan. “Bulimia menyita banyak waktu Anda,” kata Keaton.
Keaton berhasil mengatasi bulimia melalui psikoterapi. Ia menekankan pentingnya membicarakan masalah dan perasaannya, untuk bisa mengakui dan mengendalikan kondisi tersebut, bukan menjadikannya rahasia yang semakin memperburuk keadaan.
Sumber: Tempo.com
Berita selengkapnya anda bisa akses melalui :aruna9news,com
