6 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Belanja di Supermarket, Nomor 3 Sering Jadi Pilihan Banyak Orang
Supermarket memang menyediakan berbagai pilihan makanan yang tampak menggoda. Namun, menurut para ahli gizi dan keamanan pangan, tidak semua produk yang dijual di sana aman atau layak dibeli. Beberapa jenis makanan justru bisa menimbulkan risiko kesehatan jika tidak dipilih dengan cermat.
Dikutip dari Real Simple, berikut enam jenis makanan di supermarket yang sebaiknya tidak kamu beli, menurut rekomendasi para pakar makanan.
- Produk dengan kemasan rusak
Meski terlihat sepele, kemasan yang rusak bisa menjadi tanda penurunan kualitas makanan. Lauren Twigge, MCN, RDN, LD, menegaskan agar konsumen tidak tergiur membeli produk dengan bungkus rusak meski sedang diskon.“Jika kemasan seperti kantong keripik berlubang, segel susu bocor, atau kaleng penyok parah, sebaiknya pilih produk lain. Kondisi ini bisa menandakan makanan sudah basi, rusak, bahkan terkontaminasi,” jelasnya.
- Makanan dengan warna dan aroma tak normal
Hati-hati jika kamu menemukan produk yang tampak aneh, seperti roti berjamur, daging berwarna abu-abu, atau makanan dengan bau tak sedap.
Twigge menjelaskan, tanda-tanda tersebut menunjukkan makanan sudah mengalami pembusukan.“Pastikan kemasan daging utuh tanpa kebocoran, dan lihat juga apakah petugas menggunakan sarung tangan sekali pakai saat menangani produk segar,” ujarnya.
- Buah yang Sudah di potong
Potongan buah siap santap seperti semangka atau nanas memang terlihat praktis, tapi justru berisiko tinggi terhadap kontaminasi bakteri. Jika proses pemotongan tidak dilakukan dengan alat bersih atau pisau yang sama digunakan berulang tanpa dicuci, bakteri bisa menyebar dengan cepat ke seluruh permukaan buah. Karena itu, lebih aman membeli buah utuh dan memotongnya sendiri di rumah. - Makanan beku di freezer yang terlalu penuh
Tak sedikit supermarket menumpuk makanan beku hingga memenuhi ruang freezer. Padahal, menurut Bruce Ferree dari Insight Food Safety Consulting, kondisi ini dapat mengganggu sirkulasi udara dingin sehingga suhu penyimpanan tidak stabil.“Freezer harus dijaga pada suhu sekitar 0°F (-17°C), dan makanan dingin tidak boleh lebih dari 40°F (4,4°C),” katanya. Suhu yang tidak ideal bisa membuat makanan cepat rusak meskipun terlihat masih beku.
- Makanan Kaleng yang penyok
Kaleng dengan penyok kecil mungkin masih aman, tapi hindari yang penyoknya dalam atau di bagian sambungan kaleng. Twigge mengingatkan, kaleng dengan tepi tajam atau retakan pada sambungan bisa meningkatkan risiko kebocoran dan kontaminasi bakteri berbahaya. - Makanan matang yang tidak terjaga suhunya
Banyak supermarket menjual makanan matang di area hot bar, tetapi kamu perlu memastikan suhu makanannya tetap panas.“Makanan yang tidak disimpan pada suhu tepat adalah salah satu penyebab utama penyakit akibat makanan,” ujar Twigge. Ia menyarankan pembeli datang lebih awal agar bisa mendapatkan makanan yang baru dimasak dan masih segar.
Berbelanja di supermarket memang praktis, tapi penting untuk selalu cermat dalam memilih produk. Perhatikan kondisi kemasan, warna, aroma, serta suhu penyimpanan makanan. Dengan begitu, kamu bisa terhindar dari risiko makanan rusak atau kontaminasi yang berbahaya bagi kesehatan.
Sumber: detikfood.com
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com