Mengapa Menopause Sering Bikin Berat Badan Naik? Ini Penjelasan Medisnya
Menopause merupakan fase alami yang pasti dialami setiap perempuan. Meski sering dikaitkan dengan berbagai perubahan fisik dan emosional, masa ini bukan berarti kebugaran dan rasa percaya diri harus hilang.
Penurunan kadar hormon estrogen pada masa menopause memicu sejumlah perubahan dalam tubuh, seperti rasa panas mendadak (hot flashes), gangguan tidur, perubahan suasana hati, dan penurunan gairah seksual. Tak hanya itu, rendahnya kadar estrogen juga memengaruhi metabolisme dan cara tubuh menyimpan lemak, sehingga membuat perempuan lebih rentan mengalami peningkatan berat badan.
Sayangnya, banyak perempuan yang berusaha menurunkan berat badan dengan cara yang tidak sehat, seperti melakukan diet ketat atau olahraga secara tidak teratur. Pendekatan ekstrem seperti ini justru bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Menurut Dokter Spesialis Kandungan, dr. Ni Komang Yeni, perempuan yang memasuki masa menopause sebaiknya lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya. “Di usia ini, risiko berbagai penyakit mulai meningkat, jadi penting untuk menjaga tubuh dengan cara yang benar,” ujar Ketua Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMINESIA) tersebut dalam acara “Weight Loss vs Fat Loss in Menopause.”
Yeni menjelaskan, penurunan kadar estrogen memiliki dampak signifikan pada tubuh. Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat karena hilangnya efek perlindungan estrogen terhadap jantung. Selain itu, kadar estrogen yang rendah juga dapat mempercepat terjadinya osteoporosis, membuat tulang lebih rapuh dan mudah patah.
Tak hanya itu, perempuan menopause juga kerap mengalami gangguan perkemihan, gangguan tidur, serta perubahan pada gusi dan rongga mulut. Karena itu, Yeni mengingatkan agar perempuan lebih bijak merawat tubuh dan memahami bahwa kenaikan berat badan pada fase ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang alami.
Fokus pada Komposisi Tubuh, Bukan Hanya Angka di Timbangan
Yeni menekankan pentingnya memperhatikan komposisi tubuh saat menurunkan berat badan, bukan sekadar angka pada timbangan. Penurunan berat badan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan hilangnya massa otot secara berlebihan, yang berisiko menimbulkan sarkopenia (penurunan massa otot akibat penuaan). Oleh karena itu, pendekatan yang sehat adalah fokus pada fat loss, yakni pembakaran lemak yang bertahap dan berkelanjutan.
Sementara itu, dr. Ida Gunawan, Spesialis Gizi, menjelaskan bahwa menopause membawa perubahan besar terhadap metabolisme tubuh dan distribusi lemak. Penurunan hormon estrogen membuat metabolisme melambat, namun pembakaran lemak tetap bisa dioptimalkan dengan cara yang tepat.
“Kuncinya ada pada kombinasi pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, dan pengelolaan stres yang baik,” ujar Ida.
Langkah Sehat Hadapi Masa Menopause
Para ahli menegaskan bahwa menjaga gaya hidup sehat merupakan kunci utama menghadapi masa menopause. Olahraga rutin, pola makan bergizi, tidur cukup, serta menjaga hubungan sosial dan kesehatan mental dapat membantu mempertahankan kualitas hidup di masa peri-menopause maupun pasca menopause.
Selain itu, terapi yang sesuai juga dapat membantu mengurangi keluhan. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah Menopause Hormone Therapy (MHT). Berdasarkan berbagai studi, MHT memberikan manfaat lebih besar dibanding risikonya, terutama bagi perempuan di bawah usia 60 tahun atau dalam 10 tahun pertama setelah menopause.
Namun, dr. Ida menekankan bahwa terapi hormon harus diberikan secara individual, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan, tujuan pencegahan, dan preferensi pribadi pasien.
Dengan mengombinasikan gaya hidup sehat dan terapi yang sesuai, perempuan dapat menjalani masa menopause dengan lebih nyaman dan percaya diri. Perubahan kebiasaan menuju hidup seimbang tak hanya membantu menjaga berat badan ideal, tetapi juga menjadi investasi penting untuk kesehatan jangka panjang.
Sumber: Antara.news.com
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com