Toko Merah yang sarat sejarah di kawasan Kota Tua kini memiliki wajah baru sebagai kafe bernama Rode Winkel Coffee & Savoury, tempat menikmati kopi dengan suasana khas Batavia tempo dulu.
Bangunan bersejarah ini berlokasi di Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Seperti namanya, Toko Merah tampil mencolok dengan dinding merah menyala warna asli yang membuatnya mudah dikenali di antara deretan bangunan tua di sekitar Kali Besar.
Didirikan pada tahun 1730, Toko Merah kini bertransformasi menjadi kafe tanpa kehilangan pesonanya. atmosfer klasik langsung terasa begitu melangkah masuk. Alunan musik keroncong mengiringi langkah pengunjung, menciptakan suasana nostalgia di tengah bangunan kolonial. Keaslian arsitektur tetap dijaga dari tangga berkarpet yang mulai berdebu, dinding putih yang catnya mengelupas, hingga ornamen tua yang dibiarkan apa adanya demi mempertahankan nilai historisnya.
Menariknya, bagian dalam bangunan ini justru tidak berwarna merah seperti eksteriornya, melainkan putih pudar dimakan usia. Kontras antara dinding merah luar dan putih bagian dalam memberi pesona tersendiri, seolah memperlihatkan lapisan waktu yang masih hidup di setiap sudutnya.
Interior Toko Merah memancarkan keunikan tersendiri, mulai dari lantai kayu tua, tangga melingkar, meja antik, hingga jendela besar khas arsitektur Belanda. Setiap detail membawa pengunjung seakan kembali ke masa kejayaan Batavia, ketika kawasan Kali Besar menjadi pusat perdagangan utama di Asia.
Bangunan ini pertama kali didirikan oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, di atas lahan seluas 2.471 meter persegi. Sepanjang sejarahnya, Toko Merah telah mengalami berbagai perubahan fungsi mulai dari rumah pejabat kolonial, asrama pelaut, toko milik warga Tionghoa, hingga kantor bank dan gedung Dinas Kesehatan militer Jepang.
Kini, sebagai bangunan cagar budaya golongan A milik PT Dharma Niaga, Toko Merah dikelola pemerintah dan sebagian ruangnya disewa oleh Rode Winkel Café. Area kafe menempati lantai dasar serta sebagian lantai dua bagian depan, sementara area lain masih dibiarkan kosong. Rode Winkel menyediakan dua pilihan ruang bagi pengunjung area ber AC dan non AC.
“Awalnya ke sini cuma buat foto-foto, ternyata nggak semua ruangan dibuka, hanya lantai satu dan dua bagian depan yang dipakai untuk kafe,” ujar Dila, pengunjung asal Bekasi.
Salah satu staf kafe, Resti, menjelaskan, “Kami memang menyewa gedung ini dari pemerintah. Tapi belum semua bagian digunakan, hanya sebagian yang dijadikan area kafe.”
Rode Winkel menawarkan beragam pilihan makanan dan minuman, mulai dari espresso-based coffee, teh, manual brew, jus, smoothies, hingga lite bites dan main course seperti nasi goreng, sop buntut, dan sop iga. Harga menu berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 60 ribu.
Revitalisasi adaptif yang dilakukan terhadap Toko Merah bertujuan untuk menjaga kelestarian bangunan sekaligus menghidupkannya kembali sebagai ikon warisan budaya di pusat Kota Tua Jakarta. Meski beberapa bagian masih tampak tua dan belum sepenuhnya dipugar, justru hal itulah yang menambah daya tariknya.
Setiap detail di dalam kafe ini bagaikan potongan kisah masa lalu, mengingatkan akan kejayaan Batavia sebagai kota perdagangan besar di Asia. Kini, sambil menyeruput kopi dan mendengarkan alunan keroncong, pengunjung dapat menikmati nostalgia sejarah di antara dinding-dinding tua yang menyimpan sejuta cerita.
sumber:detikTravel