IDAI Dorong Pembatasan Iklan Junk Food untuk Cegah Lonjakan Diabetes pada Anak

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso kembali mengingatkan pentingnya perlindungan kesehatan anak di tengah meningkatnya konsumsi makanan tinggi gula. Ia mendorong pemerintah mengambil langkah tegas untuk membatasi iklan makanan cepat saji atau junk food yang dinilai berkontribusi pada meningkatnya kasus diabetes pada anak.
Menurut Piprim, anak-anak sangat mudah terpapar iklan makanan manis dan berkalori tinggi. Karena itu, ia menilai penting bagi pemerintah untuk memperketat aturan, baik di media televisi maupun platform digital yang banyak diakses anak.
Kandungan Gula Harus Ditulis Lebih Jelas
Selain pembatasan iklan, Piprim juga menekankan perlunya transparansi pada label kemasan. Produk seperti susu manis, minuman kemasan, kue, biskuit, hingga berbagai camilan dianggap perlu mencantumkan jumlah karbohidrat dalam bentuk yang lebih mudah dipahami masyarakat.
“Cantumkan kandungan karbohidrat dalam bentuk setara berapa gram gula dan beri peringatan ‘konsumsi berlebih bisa menyebabkan diabetes’,” ujar Piprim saat dihubungi. Ia menambahkan, pembatasan ini selaras dengan rekomendasi batas konsumsi gula harian untuk anak, yakni kurang dari 24 gram per hari.
Akses Insulin dan Pemeriksaan Mandiri
Piprim juga menyoroti pentingnya ketersediaan insulin dan perangkat pemeriksaan gula darah untuk anak dengan diabetes, terutama diabetes melitus tipe 1. Menurutnya, akses yang lebih mudah terhadap alat pemeriksaan akan membuat deteksi dini pada anak semakin cepat dilakukan.
“Untuk DM tipe 1, penuhi kebutuhan insulin dan alat pemeriksaan gula darah mandiri,” jelasnya.
Kasus Diabetes Anak Naik Drastis
Kekhawatiran IDAI bukan tanpa alasan. Data IDAI mencatat sekitar 1.645 anak di Indonesia terdiagnosis diabetes. Angka ini meningkat hingga 70 kali lipat dibandingkan data pada 2010. Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, Muhammad Faizi, menjelaskan bahwa angka ini kemungkinan masih bisa lebih tinggi. Data yang terekam berasal dari 15 kota besar, termasuk Jakarta, Surabaya, Palembang, dan Medan, dengan laporan terbanyak dari Jakarta dan Surabaya.
“Ini kenaikannya sangat signifikan. Dibandingkan tahun 2010, angkanya melonjak hingga 70 kali,” ujar Faizi dalam konferensi pers daring.
Perlindungan untuk Generasi Mendatang
Dengan meningkatnya kasus diabetes pada anak, IDAI berharap pemerintah, masyarakat, dan industri dapat bergerak bersama menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Pembatasan iklan, pelabelan yang lebih jelas, serta edukasi kepada keluarga menjadi langkah penting agar anak-anak tidak semakin dekat dengan risiko diabetes di usia dini.
Sumber: CNN Indonesia
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com











