Hypefast sebut merek kecantikan lokal alami fenomena “local brand winter”

Last Updated: 25 Maret 2025By Tags: , ,

Industri merek lokal, khususnya di bidang kecantikan, saat ini tengah menghadapi tantangan besar yang disebut local brand winter, yakni periode di mana pertumbuhan bisnis melambat secara drastis hingga menyebabkan beberapa merek terpaksa menutup usahanya.

CEO dan Founder Hypefast, Achmad Alkatiri, mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu kurang dari satu tahun terakhir, banyak merek kecantikan lokal yang menghentikan operasionalnya. Penyebab utamanya adalah persaingan ketat dengan merek internasional, terutama dari Tiongkok, yang memiliki modal besar.

Menjelang akhir 2024, beberapa merek lokal yang sebelumnya populer, seperti Syca, Roona Beauty, dan Matoa, harus gulung tikar akibat ketatnya kompetisi. Padahal, pada periode 2021-2023, banyak merek kecantikan Indonesia mendapat dukungan investasi besar, seperti Rose All Day, Base, dan ESQA, serta mengalami pertumbuhan pesat di platform online seperti Shopee dan TikTok Shop.

Namun, kehadiran merek asal Tiongkok yang memiliki daya saing kuat menjadi tantangan besar. Dengan anggaran pemasaran yang mencapai 30-40 persen dari total pendapatan, mereka mampu menjaga profitabilitas. Sebaliknya, kebanyakan merek lokal hanya sanggup mengalokasikan sekitar 10 persen, sehingga sulit bersaing dalam memenangkan hati konsumen dan meningkatkan penjualan.

Untuk menghadapi kondisi ini, Alkatiri menekankan pentingnya ketahanan strategi bisnis. Para pemilik merek lokal perlu memahami perbedaan antara profit dan arus kas (cashflow), serta memastikan perencanaan keuangan yang matang. Pengelolaan arus kas yang baik, termasuk perencanaan belanja inventaris dan efisiensi biaya, menjadi kunci untuk bertahan. Jika pemahaman tentang keuangan masih kurang, disarankan untuk melibatkan ahli yang dapat membantu dalam pengelolaan arus kas.

Banyak pengusaha yang terjebak dalam ambisi pertumbuhan tanpa mempertimbangkan stabilitas keuangan. Padahal, pertumbuhan yang terlalu cepat tanpa cashflow yang sehat bisa menjadi ancaman bagi keberlangsungan bisnis.

Selain itu, Alkatiri juga mengingatkan bahwa ini bukan saat yang tepat untuk bersikap idealis dalam menilai valuasi bisnis. Jika ada peluang pendanaan dari investor, sebaiknya dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas keuangan dan menyusun strategi pertumbuhan yang lebih efektif.

Sumber : ANTARA

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment