Kaligata pada Anak: Penyebab, Tanda-tanda Berbahaya, dan Cara Pertolongan Pertama

Last Updated: 27 Maret 2025By Tags: ,

Kaligata pada Anak: Penyebab, Gejala Berbahaya, dan Langkah Pertolongan Pertama

Pernahkah Anda melihat Si Kecil mengalami gatal-gatal dengan munculnya bentol kecil di tubuhnya? Kondisi ini dikenal sebagai kaligata, biduran, atau dalam istilah medis disebut urtikaria. Memahami lebih dalam mengenai kaligata pada anak, termasuk penyebab serta cara menanganinya, sangat penting bagi orang tua.

Bentol kemerahan yang muncul pada kulit anak sering kali menimbulkan kekhawatiran. Meski kerap dikaitkan dengan reaksi alergi, sebenarnya ada banyak faktor lain yang bisa memicu kondisi ini, seperti alergi makanan dan paparan suhu ekstrem. Oleh karena itu, mengenali pemicu kaligata menjadi langkah awal dalam mengatasinya.

Apa Itu Kaligata?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kaligata atau biduran adalah kondisi yang ditandai dengan bentol-bentol di tubuh yang memiliki batas tegas, memudar saat ditekan, serta disertai rasa gatal. Bentuknya menyerupai bekas gigitan nyamuk atau reaksi terhadap ulat bulu.

Ciri-ciri Kaligata pada Anak

Kaligata memiliki beberapa tanda khas, seperti:

  • Bagian tengah bentol tampak lebih pucat.
  • Bentol muncul dalam kelompok atau menutupi area yang luas.
  • Dapat berubah bentuk dan lokasi dalam hitungan jam.
  • Ukuran bervariasi, dari kecil hingga besar.
  • Menimbulkan sensasi gatal, perih, atau terbakar.

Dalam beberapa kasus, kaligata bisa menjadi bagian dari reaksi alergi berat atau anafilaksis. Jika biduran menyebar ke seluruh tubuh, disertai pembengkakan di sekitar mata dan bibir, serta gejala lain seperti sesak napas, nyeri perut, atau kehilangan kesadaran, maka kondisi ini harus segera ditangani karena berpotensi berbahaya.

Penyebab Kaligata pada Anak

Meskipun banyak orang tua menganggap alergi sebagai penyebab utama kaligata, sebenarnya ada banyak faktor lain yang bisa memicunya, di antaranya:

  1. Infeksi Virus dan Bakteri
    Pilek, infeksi saluran pernapasan atas, serta virus gastrointestinal sering menjadi pemicu utama kaligata pada bayi dan anak-anak. Selain itu, infeksi bakteri, parasit, atau cacing juga dapat menyebabkan kondisi ini.
  2. Makanan
    Reaksi alergi terhadap makanan tertentu, seperti kacang-kacangan dan telur, bisa memicu kaligata.
  3. Obat-obatan
    Beberapa jenis obat, seperti antibiotik dan obat antiinflamasi nonsteroid, dapat menyebabkan biduran sebagai efek sampingnya.
  4. Faktor Lingkungan
    Paparan suhu panas atau dingin yang ekstrem, serta perubahan lingkungan secara tiba-tiba, dapat memicu reaksi gatal-gatal.
  5. Alergen Lainnya
    Gigitan serangga, sengatan lebah, serbuk sari, bahan kimia, serta wewangian tertentu juga dapat menjadi penyebab munculnya kaligata pada anak.

Kaligata biasanya bertahan lebih dari 24 jam dan berpindah-pindah lokasi, kecuali jika dipicu oleh penyakit autoimun, di mana lesinya dapat menetap lebih lama.

Jenis-jenis Kaligata pada Anak

Berdasarkan durasi dan penyebabnya, kaligata dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis:

  1. Biduran Akut
    Jenis ini berlangsung kurang dari enam minggu dan ditandai dengan:
  • Bentol merah yang menonjol.
  • Kulit tampak memucat saat ditekan.
  • Gatal intens.
  • Pembengkakan pada bibir, mata, atau tenggorokan dalam beberapa kasus.
  1. Biduran Kronis
    Biduran yang berlangsung lebih dari enam minggu dan sering kali muncul tanpa penyebab yang jelas. Ciri khasnya meliputi:
  • Bentol yang berubah bentuk dan ukuran.
  • Muncul, menghilang, lalu kembali dalam jangka panjang.
  • Dapat dipicu oleh stres, aktivitas fisik, atau suhu panas.
  1. Biduran Fisik
    Biduran ini dipicu oleh faktor lingkungan seperti udara dingin, panas, atau paparan sinar matahari. Bisa juga terjadi akibat tekanan atau getaran tertentu pada kulit.
  2. Angioedema
    Angioedema terjadi ketika pembuluh darah kecil melepaskan cairan ke jaringan di bawah kulit, menyebabkan pembengkakan di sekitar mata, bibir, tangan, kaki, atau alat kelamin. Meskipun terlihat parah, kondisi ini umumnya tidak membahayakan organ vital dan bisa dicegah dengan penanganan yang tepat.

Dalam kasus yang jarang terjadi, biduran dan angioedema dapat berkembang menjadi syok anafilaksis yang ditandai dengan sesak napas, tekanan darah rendah, pusing, atau pingsan. Jika gejala ini muncul, segera cari bantuan medis.

Cara Mengatasi Biduran pada Anak

Penanganan biduran bergantung pada tingkat keparahannya. IDAI merekomendasikan penggunaan antihistamin sebagai langkah pertama dalam mengatasi kaligata. Namun, pemberian obat ini harus berdasarkan anjuran dokter.

Jika anak sering mengalami kaligata, dokter mungkin akan meresepkan obat yang bisa diberikan di rumah sebagai pertolongan pertama. Untuk kasus yang lebih parah dengan gejala anafilaksis, dokter mungkin akan memberikan obat lain seperti adrenalin dan steroid. Beberapa anak bahkan memerlukan perawatan di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut.

Sebagai pertolongan pertama di rumah, orang tua dapat melakukan langkah-langkah berikut:
✅ Hindari paparan panas dan sinar matahari secara langsung.
✅ Kompres area gatal dengan air dingin atau mandikan anak dengan air dingin.
✅ Gunakan losion kalamin untuk meredakan rasa gatal.
✅ Pastikan suhu kamar tetap sejuk agar anak merasa nyaman.

Bagaimana Dokter Mendiagnosis Kaligata?

Diagnosis kaligata umumnya dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan anak, termasuk penyakit yang baru dialami, konsumsi obat-obatan, serta kemungkinan paparan alergen atau faktor pemicu lainnya.

Pada kasus biduran kronis, dokter mungkin akan menyarankan pencatatan aktivitas harian anak serta melakukan tes darah atau tes alergi untuk mengetahui penyebab pastinya.

Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?

Jika kaligata muncul tanpa gejala berat, biasanya tidak memerlukan penanganan medis khusus. Namun, segera konsultasikan dengan dokter jika:

  • Anak tampak sangat tidak nyaman atau sulit tidur.
  • Bentol menyebar luas di tubuh.
  • Terjadi pembengkakan di wajah, terutama pada mata dan bibir.
  • Muncul tanda-tanda anafilaksis seperti sesak napas atau pingsan.

Biduran merupakan kondisi yang cukup umum terjadi pada anak dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Jika ragu mengenai penyebabnya atau ingin mendapatkan diagnosis yang lebih akurat, segera konsultasikan dengan dokter.

Sumber : haibunda

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment