Mengenal Sejarah Cokelat Di Indonesia
Jakarta – Berbagai kudapan manis dengan cita rasa khas selalu menjadi favorit masyarakat dari tahun ke tahun. Salah satu bahan yang tak pernah kehilangan pamornya adalah cokelat. Bahan ini menjadi komponen utama dalam berbagai jenis makanan dan minuman, mulai dari kue, es krim, hingga minuman hangat.
Belakangan ini, tren makanan kembali diramaikan oleh cokelat Dubai, sebuah kudapan viral yang berisi perpaduan unik antara kacang pistasio dan kunafa, dibalut dalam lelehan cokelat. Dengan rasa yang kaya dan tampilan yang menggugah selera, tidak heran jika cokelat Dubai langsung mencuri perhatian para pecinta kuliner.
Cokelat sendiri memiliki sejarah panjang di Indonesia. Bahan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1560 di Sulawesi Utara, dengan jenis Criollo sebagai varietas awal yang ditanam. Criollo berasal dari Filipina dan awalnya diperoleh dari Venezuela.
Perkembangan budidaya cokelat di Indonesia semakin meluas. Pada tahun 1806, usaha penanaman cokelat mulai diperluas ke wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saat itu, produksi cokelat masih tergolong rendah. Tercatat pada rentang tahun 1970 hingga 1977, Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 2.000 hingga 3.000 ton cokelat per tahun. Namun, pada tahun 1980, angka produksi melonjak drastis menjadi sekitar 7.000 ton.
Saat ini, produksi cokelat di Indonesia tersebar di berbagai daerah seperti Maluku, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Papua, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen kakao yang diperhitungkan. Dengan kekayaan bahan baku lokal dan kreativitas dalam mengolahnya, berbagai produk cokelat khas Indonesia terus bermunculan dan mendapatkan tempat di hati masyarakat.