Beda Food Critic vs Food Influencer dalam Membentuk Tren Kuliner

Last Updated: 19 Mei 2025By Tags: ,

Food Critic vs Influencer: Dua Kekuatan Pembentuk Tren Kuliner

Tren kuliner terus berkembang, didorong oleh berbagai faktor yang memengaruhi cara orang menikmati makanan. Dua aktor utama dalam perubahan ini adalah food critic (kritikus makanan) dan food influencer yang masing-masing punya pengaruh besar namun dengan pendekatan yang berbeda dalam memengaruhi perilaku konsumen.

Jejak Panjang Kritikus Makanan

Kritikus makanan telah lama menjadi bagian dari dunia kuliner, sejak pertengahan abad ke-20. Tokoh seperti James Beard dan Craig Claiborne memainkan peran penting dalam membentuk kritik kuliner modern. Beard, selain menulis buku masak, juga mendirikan sekolah memasak yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan kuliner Amerika. Claiborne, sebagai editor makanan pertama di The New York Times, dikenal dengan ulasannya yang mendalam dan berpengaruh.

Pada 1970-an hingga 1980-an, jurnalisme kuliner semakin populer, dan media seperti Gourmet, Bon Appétit, serta Food & Wine menjadi wadah penting bagi para kritikus. Mereka punya otoritas besar, bahkan bisa menentukan nasib sebuah restoran. Pengaruh mereka datang dari pengetahuan dan latar belakang kuliner yang kuat, serta integritas editorial yang tinggi.

Namun, kehadiran platform digital seperti Yelp pada 2004 mulai mengubah peta. Kini, siapa pun bisa menulis ulasan makanan, membuat opini publik menjadi lebih beragam meski tak selalu berbasis keahlian. Blog makanan pun mulai bermunculan, membuka ruang baru bagi pecinta kuliner untuk berbagi pandangan dan resep.

Lahirnya Influencer Makanan

Revolusi media sosial melahirkan sosok baru: food influencer. Berbeda dari kritikus tradisional, mereka biasanya tak memiliki latar belakang profesional di bidang kuliner, tetapi mampu menarik perhatian banyak orang lewat konten yang menarik dan interaktif.

Peran mereka semakin penting seiring berkembangnya teknologi dan platform digital. Meski kritikus masih memiliki pengaruh melalui media konvensional, para influencer mampu menyebarkan tren dengan cepat melalui jaringan pengikut mereka. Satu unggahan bisa membuat restoran atau makanan langsung viral.

Dampak terhadap Industri Kuliner

Baik kritikus maupun influencer tidak hanya memunculkan tren, tetapi juga memengaruhi pilihan konsumen. Rekomendasi mereka, baik berupa ulasan tajam atau unggahan visual menarik, kerap jadi acuan bagi orang dalam memilih tempat makan atau menu tertentu.

Restoran pun menyesuaikan diri. Mereka kerap mengubah menu dan konsep untuk mengikuti tren yang diangkat kedua pihak tersebut. Misalnya, tren makanan berbasis nabati dan ramah lingkungan yang kini makin populer tak lepas dari dorongan ulasan kritikus dan kampanye influencer.

Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui–  aruna9news.com

Sumber: Liputan6

Leave A Comment