Rewatch Syndrome: Bukan Malas Cari yang Baru, tapi Nyaman Aja!
“Duh, mau nonton sesuatu.. tapi, kenapa ya? yang ditonton itu-itu lagi.” Terdengar familiar? Tenang, kamu gak sendiri.
Re-watching atau menonton ulang sebuah film atau series adalah kebiasaan yang sering kita lakukan, tapi jarang sekali dibahas. Sudah tahu alurnya, ekspresi tokohnya, bahkan sampai hapal dialognya. Tapi rasanya tombol play itu seakan-akan meneriaki kita untuk menekannya.
Kenapa sih kita suka nonton ulang?
Bukan soal malas mencari tonton baru atau tidak update, tetapi ada alasan yang kuat (dan relateable) di balik kebiasaan ini—dan semuanya cukup masuk akal.
1. Rasa Familiar yang Hadir
Salah satu alasan terkuat dari kebiasaan ini adalah rasa aman dan familiar yang dirasakan. Di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, ada kalanya otak manusia cenderung mencari sesuatu yang familiar dengan diiringi oleh rasa aman dan tenang.
Film atau series yang sudah pernah kita tonton memberikan sense of control di dalam diri, karena kita sudah mengetahui alurnya. Kita tahu hal apa yang akan dilakukan oleh tokohnya dan kita tahu kapan adegan lucu, sedih atau bahkan menegangkan akan datang. Tidak ada kejutan, karena justru hal itu lah yang dicari. Seperti halnya makanan favorit, tontonan favorit juga bisa menjadi “pelarian” dari dunia nyata.
2. Lebih dari Sekadar Hiburan
Re-watching film atau series bagi sebagian orang juga bisa berarti memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi di dalam film. Beberapa film dibuat dengan menyajikan detail-detail kecil yang dapat dijadikan sebagai pandangan baru, teori atau bahkan sebuah easter egg (detail tersembunyi). Hal tersebut, membangkitkan rasa ingin menonton ulang film atau series bagi penikmatnya. Selain itu, ada juga yang baru merasa bisa memahami alur cerita film setelah beberapa kali menonton.
3. Memori Manis yang Ikut Tertonton
Sebuah film atau series kadang memiliki ikatan emosional dengan penontonnya. Entah berkaitan dengan alurnya, atau masa-masa saat pertama kali menontonnya. Misalnya, ada yang pertama kali menonton “Harry Potter” pada saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), atau pertama kali menonton “Doraemon” bersama keluarganya saat kecil. Lalu, saat film dan series tersebut ditonton ulang di masa yang berbeda, maka akan membangkitkan memori yang mungkin sudah lama tersimpan.
Berlaku juga untuk film seperti “Bebas” atau “Ada Apa dengan Cinta” yang memiliki daya tarik nostalgia yang membuat penonton larut dalam emosinya dan betah untuk menonton ulang film itu kembali.
4. Berjumpa dengan Teman Lama
Banyak orang merasakan sebuah film merupakan teman lama dan bisa disebut sebagai comfort–zone. Di saat, suasana hati yang kacau datang dan tubuh terlalu lelah untuk mencerna hal baru, menonton ulang menjadi bentuk self-soothing yang efektif. Kita tidak perlu menghabiskan banyak energi untuk “berkenalan” lagi dengan karakter baru.
Jadi, Salahkah Menonton Ulang?
Sumber :Vitalia Adisti (20230502158), Mahasiswa FIKOM Universitas Esa Unggul
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com