Sekilas Tentang Christmas Island, Pulau Milik Negara Tetangga yang Jadi Rumah bagi Komunitas Muslim Terbesar Kedua
Mengenal Christmas Island: Pulau Dekat Indonesia dengan Komunitas Muslim Terbesar Kedua di Australia
Christmas Island mungkin masih belum familiar bagi sebagian orang. Meski letaknya cukup dekat dengan Indonesia, pulau ini merupakan wilayah milik Australia. Uniknya, meskipun bernama “Pulau Natal”, kawasan ini memiliki populasi Muslim yang cukup besar dan menjadi komunitas Muslim terbanyak kedua di wilayah negara tersebut.
Lokasi dan Gambaran Umum Christmas Island
Christmas Island, atau Pulau Natal, adalah wilayah eksternal Australia yang berada di Samudra Hindia. Pulau ini dinamai sesuai dengan waktu penemuannya, yakni saat perayaan Natal pada 25 Desember 1643 oleh Kapten William Mynors dari kapal Royal Mary milik East India Company.
Secara geografis, jaraknya hanya sekitar 350 kilometer dari wilayah selatan Pulau Jawa dan Sumatra di Indonesia, tetapi terpisah sekitar 1.550 kilometer dari daratan utama Australia. Hal ini membuat pulau ini secara lokasi lebih dekat ke Indonesia daripada ke negara pemiliknya, Australia. Luas pulau ini hanya sekitar 135 kilometer persegi, dan dihuni oleh sekitar 1.400 penduduk yang tersebar di beberapa wilayah seperti Flying Fish Cove (juga dikenal sebagai “Kampong”), Poon Saan, Kota Perak, dan Drumsite.
Sejarah Singkat Christmas Island
Setelah ditemukan, pulau ini dimasukkan ke dalam peta navigasi oleh Inggris dan Belanda. Namun, pada 6 Juni 1888, Inggris secara resmi mengklaim wilayah ini setelah ditemukannya kandungan fosfat yang sangat berharga, atas usulan ilmuwan John Murray. Penambangan fosfat menjadi alasan utama didirikannya pemukiman dan infrastruktur awal di pulau ini, termasuk Flying Fish Cove.
Tenaga kerja yang dipekerjakan berasal dari berbagai latar belakang, termasuk ratusan buruh dari Tiongkok, beberapa orang Melayu, manajer asal Eropa, serta aparat keamanan dari India. Namun, saat Perang Dunia I dan II, kegiatan penambangan sempat menurun dan pulau ini bahkan sempat diduduki oleh Jepang, yang membawa kekacauan dan penderitaan bagi para pekerja.
Pasca perang, pada 1949 Australia bersama Selandia Baru mengambil alih perusahaan pengelola fosfat, dan kemudian pada 1958 Christmas Island secara resmi menjadi wilayah Australia, setelah dialihkan dari koloni Inggris di Singapura. Sebagai kompensasi, Australia membayar sebesar 2,8 juta Poundsterling kepada pemerintah Inggris. Tanggal 1 Oktober kemudian diperingati sebagai Hari Wilayah di Christmas Island.
Komunitas Muslim yang Signifikan
Meski namanya Pulau Natal, komunitas Muslim di pulau ini cukup besar, yakni mencapai sekitar 19,4% dari total populasi, menjadikannya penganut Islam terbanyak kedua di pulau ini. Kebanyakan dari mereka adalah keturunan Melayu yang berasal dari para pekerja migran masa lalu. Meski bukan kelompok etnis mayoritas, umat Islam memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat pulau.
Di samping Muslim, populasi di Christmas Island juga mencakup penganut agama Buddha (18,3%), Katolik Roma (8,8%), Protestan (6,5%), serta berbagai kepercayaan lainnya (27,7%). Komunitas Muslim di sini terpusat di Flying Fish Cove, atau yang oleh penduduk lokal disebut “Kampong”.
Menariknya, seperti di Indonesia dan Malaysia, hari-hari besar Islam seperti Idulfitri dan Iduladha dijadikan hari libur resmi. Tradisi mengenakan pakaian khas Muslim seperti sarung, baju koko, dan gamis juga umum ditemui di pulau ini.
Daya Tarik dan Fakta Menarik Christmas Island
Christmas Island bukan hanya kaya akan keragaman budaya, tetapi juga memiliki keindahan alam yang luar biasa. Pulau ini menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang memukau dan belum banyak dijamah wisatawan. Salah satu daya tarik paling ikonik adalah migrasi kepiting merah yang terjadi setiap tahun antara bulan November dan Desember. Diperkirakan terdapat antara 4 juta hingga 50 juta kepiting merah yang bermigrasi secara serentak, menciptakan pemandangan dramatis di sepanjang jalan dan kawasan hutan.
Itulah sekilas tentang Christmas Island, sebuah pulau kecil nan unik yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Meskipun merupakan bagian dari Australia, pulau ini memiliki kedekatan budaya dan geografis dengan Indonesia, menjadikannya tempat yang menarik untuk dijelajahi lebih lanjut.
Sumber : Beautynesia
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com