Serangan Drone Guncang Pangkalan Militer di Negara Arab, Bukan Imbas Konflik Iran-Israel

Last Updated: 27 Juni 2025By Tags: ,

Irak Selidiki Serangan Drone Bunuh Diri di Dua Pangkalan Militer

Pemerintah Irak mengumumkan telah memulai penyelidikan terkait serangan drone bunuh diri yang menyerang sistem radar di dua pangkalan militernya pada Selasa dini hari, 24 Juni 2025. Kejadian ini menambah kekhawatiran akan meningkatnya instabilitas regional di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel.

Sabah al-Numan, juru bicara militer dari kantor Perdana Menteri Irak, mengecam serangan tersebut sebagai tindakan “pengecut dan pengkhianatan.” Dalam pernyataan resminya, ia menjelaskan bahwa sejumlah drone kecil berjenis bunuh diri telah menyasar beberapa fasilitas dan pangkalan militer di Irak.

Dua lokasi militer yang mengalami dampak paling signifikan adalah Pangkalan Taji di utara Baghdad dan Pangkalan Imam Ali di Provinsi Dhi Qar, wilayah selatan Irak. Menurut al-Numan, serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada sistem radar yang ada di kedua lokasi.

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa pasukan keamanan Irak berhasil menggagalkan serangan tambahan terhadap empat instalasi militer lainnya. Drone-drone yang mengarah ke lokasi-lokasi tersebut berhasil ditembak jatuh sebelum sempat menghantam targetnya.

Sebagai langkah responsif, Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani segera memerintahkan pembentukan sebuah komite investigasi tingkat tinggi untuk mengusut pelaku di balik serangan tersebut dan mengungkap siapa yang bertanggung jawab.

Sumber keamanan yang tidak bersedia disebutkan namanya mengungkapkan kepada AFP bahwa serangan awal menargetkan sistem radar di Pangkalan Taji, sementara beberapa jam kemudian, serangan serupa menghantam radar di Pangkalan Udara Imam Ali di Dhi Qar.

Tak hanya itu, sebuah drone lain juga dilaporkan jatuh di wilayah Radwaniya, yang terletak sekitar 10 kilometer dari Bandara Internasional Baghdad. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu lokasi penempatan pasukan Amerika Serikat yang tergabung dalam koalisi internasional anti-terorisme.

Hingga berita ini disampaikan, belum ada pihak yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pemerintah Irak juga belum menyampaikan dugaan resmi mengenai pelaku, yang kemudian memunculkan berbagai spekulasi dari para pengamat dan sumber keamanan.

Seorang sumber yang memiliki kaitan dengan kelompok bersenjata Irak pro-Iran, yang sebelumnya diketahui pernah melakukan serangan terhadap pangkalan yang digunakan oleh militer AS, membantah keterlibatan mereka dalam insiden ini.

“Kami tidak memiliki hubungan apa pun dengan serangan drone tersebut,” ujar sumber tersebut kepada AFP.

Namun, berbeda dengan pernyataan itu, seorang narasumber lain dari kelompok yang sama justru mengungkapkan dugaan bahwa serangan tersebut bisa saja dilakukan oleh Amerika Serikat atau Israel. “Mungkin saja mereka yang melakukannya,” ucapnya, meskipun tanpa menyertakan bukti.

Seorang pejabat senior keamanan Irak mengakui bahwa hingga saat ini belum ada kepastian apakah drone tersebut diluncurkan dari dalam wilayah Irak atau berasal dari luar negeri. “Kami masih menyelidiki asal peluncuran drone itu, apakah dari dalam negeri atau dari luar wilayah Irak,” tuturnya.

Insiden ini terjadi hanya berselang beberapa jam setelah Iran meluncurkan rudal ke fasilitas militer Amerika Serikat di Qatar, sebagai bentuk balasan atas serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Dalam perkembangan terkait, Israel menyatakan telah menerima tawaran gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, meskipun implementasi dari kesepakatan tersebut masih belum jelas.

Sumber : CNBC Indonesia

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment