Sering Nonton Film yang Sama Berulang Kali, Tanda Depresi atau Sekadar Nostalgia?
Ramai di Media Sosial, Benarkah Sering Menonton Ulang Film Tanda Depresi? Ini Penjelasannya
Sebuah unggahan video di TikTok baru-baru ini menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Dalam video tersebut disebutkan bahwa kebiasaan menonton ulang film atau serial yang sama bisa menjadi tanda seseorang mengalami depresi.
Akun TikTok bernama @heal*** mengunggah video pada Senin (10/2/2025) dengan narasi, “Sering nonton ulang serial yang sama berulang kali? Bisa jadi bukan sekadar nostalgia, tapi ini adalah cara pikiranmu mencari rasa nyaman dan kontrol.” Unggahan ini menuai respons beragam dari warganet, banyak di antaranya yang mengaku memiliki kebiasaan serupa.
Namun, benarkah kebiasaan menonton ulang film atau drama yang sama berkali-kali adalah tanda depresi?
Tanggapan Ahli: Tidak Selalu Terkait Depresi
Menanggapi isu tersebut, seorang ahli kesehatan mental menjelaskan bahwa kebiasaan menonton ulang film tidak serta-merta menandakan depresi. Menurutnya, banyak orang yang menonton film atau drama berulang karena alasan kesukaan terhadap cerita, tokoh, karakter, atau bahkan karena merasa memiliki keterikatan emosional dengan alurnya.
“Seseorang dengan depresi justru biasanya mengalami kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya mereka sukai,” jelasnya. “Jadi, kalau seseorang masih semangat dan menikmati menonton film berulang kali, justru itu menandakan bahwa mereka masih mendapatkan kepuasan emosional dari aktivitas tersebut, bukan karena depresi.”
Ia menambahkan bahwa gejala depresi bukanlah munculnya perilaku yang dilakukan secara terus-menerus, tetapi justru ketidaktertarikan terhadap hal-hal yang biasa disenangi. Oleh karena itu, menonton ulang film favorit tidak bisa langsung dianggap sebagai tanda seseorang mengalami gangguan kesehatan mental.
Tidak Bisa Diagnosis dari Satu Gejala Saja
Ahli tersebut juga menegaskan bahwa diagnosis depresi tidak bisa dilakukan hanya berdasarkan satu gejala saja. Seorang psikiater atau psikolog perlu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pasien, baik melalui wawancara maupun observasi perilaku dalam jangka waktu tertentu.
“Kalau seseorang hanya mengalami satu dari 12 gejala depresi, itu belum cukup untuk menyimpulkan bahwa dia mengalami depresi. Harus ada pemeriksaan klinis secara menyeluruh,” tambahnya.
Gejala Umum Depresi
Lebih lanjut, ia menjelaskan beberapa gejala depresi yang umumnya terjadi, antara lain:
-
Perubahan suasana hati yang ekstrem seperti mudah marah atau sedih
-
Kehilangan energi dan mudah lelah
-
Merasa putus asa dan kurang percaya diri
-
Kesulitan berkonsentrasi
-
Menarik diri dari interaksi sosial
-
Murung dan cenderung menyendiri
Selain gejala psikologis, penderita depresi juga kerap mengalami gangguan fisik seperti gangguan tidur dan penurunan nafsu makan.
Hindari Self-Diagnosis
Di akhir penjelasannya, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan diagnosis sendiri hanya karena mengalami satu atau dua gejala dalam waktu singkat. Evaluasi lebih lanjut dari tenaga profesional sangat penting agar seseorang tidak salah memahami kondisi mentalnya.
Sumber : Kompas.com
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com