Bagi individu yang menderita asam lambung atau GERD, menjalani ibadah puasa Ramadan dapat menjadi sebuah tantangan yang cukup berat, mengingat kondisi mereka sangat dipengaruhi oleh pola makan. Meskipun demikian, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa puasa memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara agar penderita asam lambung dan GERD dapat berpuasa dengan nyaman dan aman.
Perubahan pola makan seringkali menjadi langkah awal dalam penanganan GERD, bahkan lebih utama daripada penggunaan obat-obatan. Dr. Jacqueline Wolf, seorang ahli gastroenterologi dari Harvard Medical School, merekomendasikan beberapa strategi non-obat untuk mengatasi asam lambung. Pertama, disarankan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun lebih sering, daripada makan besar tiga kali sehari. Selain itu, penting untuk menghindari makanan yang diketahui dapat memicu asam lambung, seperti makanan pedas, berlemak, atau yang mengandung mint, tomat, bawang, cokelat, kopi, teh, dan alkohol. Minuman bersoda juga sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan produksi gas dan memicu sendawa, yang berpotensi mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
Setelah makan, hindari berbaring atau tidur setidaknya selama tiga jam, dan jangan melakukan aktivitas fisik yang berat. Posisi tidur yang ideal adalah dengan kepala sedikit lebih tinggi dari kaki, yang dapat dicapai dengan meninggikan bagian kepala tempat tidur. Jika Anda memiliki berat badan berlebih, menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan pada otot yang menjaga katup antara lambung dan kerongkongan. Berhenti merokok juga penting, karena nikotin dapat melemahkan katup tersebut. Terakhir, periksa obat-obatan yang Anda konsumsi, karena beberapa di antaranya dapat memicu asam lambung.
Jika langkah-langkah ini tidak memberikan hasil yang memuaskan atau jika kondisi Anda memburuk, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.