Bahasa Kuno Tak Dikenal Ditemukan di Turki, Ungkap Multikulturalisme pada Zaman Perunggu
Penemuan arkeologis di Turki kembali menarik perhatian dunia. Para peneliti menemukan sebuah bahasa kuno yang belum pernah diketahui sebelumnya, membuka wawasan baru tentang kekayaan budaya dan sistem sosial Kekaisaran Het yang pernah berjaya di Anatolia.
Bahasa kuno ini ditemukan pada tablet tanah liat yang digali di situs Hattusa, bekas ibu kota Kekaisaran Het dan kini menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Dari sekitar 30.000 tablet yang telah dibersihkan dan diteliti oleh tim arkeolog, sebagian besar ditulis dalam bahasa Het (Hittite). Namun, sejumlah tablet justru menggunakan bahasa asing yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.
Multikulturalisme Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu
Penelitian mengungkap bahwa pada milenium kedua sebelum Masehi, para penguasa Het memerintahkan pejabat mereka untuk mencatat tradisi keagamaan dan adat istiadat masyarakat yang mereka kuasai. Uniknya, pencatatan tersebut dilakukan dalam bahasa asli masing-masing wilayah yang ditaklukkan.
Tujuannya adalah untuk melestarikan budaya lokal dan mengintegrasikannya ke dalam sistem kekaisaran. Langkah ini dianggap sebagai bentuk awal dari praktik multikulturalisme yang saat ini masih relevan dalam perdebatan modern seputar imigrasi dan keberagaman budaya.
Bahasa Kalasmaik: Jejak Baru dari Wilayah Taklukan
Salah satu temuan terbaru adalah naskah yang ditulis dalam bahasa kuno yang kemudian dinamai Kalasmaik. Bahasa ini diyakini digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Kalasma, sebuah daerah di barat laut wilayah kekaisaran.
Meskipun baru lima bahasa minoritas berhasil diidentifikasi dari tablet kuno sejauh ini, para arkeolog memperkirakan jumlah sebenarnya bisa mencapai 30 bahasa atau lebih. Bahasa-bahasa tersebut berasal dari kelompok etnis yang menjadi bagian dari kekaisaran dan memiliki peran penting dalam keberagaman budaya masa itu.
Penemuan Penting untuk Memahami Sejarah Timur Tengah Kuno
Profesor Daniel Schwemer dari Universitas Würzburg, yang memimpin penelitian terhadap naskah-naskah ini, mengatakan bahwa sejarah Timur Tengah pada Zaman Perunggu masih belum sepenuhnya dipahami. Penemuan tablet tanah liat baru ini memberikan kontribusi besar dalam memperkaya pemahaman kita terhadap peradaban kuno di wilayah tersebut.
Setiap tablet yang berhasil diungkap bukan hanya membawa informasi linguistik, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Kekaisaran Het menghargai perbedaan budaya dan menjadikannya bagian dari struktur kekuasaan yang lebih besar. Penemuan ini memperlihatkan bahwa praktik menghormati keragaman sudah diterapkan sejak ribuan tahun lalu.
Sumber: Sindo News
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com