Apa itu Cuaca Ekstrem?
Cuaca ekstrem adalah kondisi cuaca yang sangat tidak biasa dan jarang terjadi, yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan atau kerugian, khususnya bagi keselamatan jiwa dan harta. Kondisi ini ditandai oleh variasi ekstrem dalam curah hujan, kecepatan angin, suhu, kelembapan, dan jarak pandang, menurut peraturan BMKG.

Cuaca di Indonesia saat ini menunjukkan ketidakstabilan yang perlu diwaspadai. Meskipun umumnya memasuki masa transisi menuju musim kemarau, fenomena cuaca ekstrem masih terjadi di beberapa wilayah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa wilayah selatan Indonesia mengalami periode hujan yang tidak biasa untuk bulan Mei. Hal ini disebabkan oleh anomali OLR dan pengaruh gelombang Rossby Ekuator, yang menyebabkan pembentukan awan konvektif yang intens. Akibatnya, hujan deras disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari. Contohnya, curah hujan tinggi tercatat di Ambon (116,3 mm/hari), Kepulauan Riau (113,2 mm/hari), dan Nusa Tenggara Timur (101 mm/hari).

Selain itu, meskipun musim kemarau diperkirakan dimulai pada Mei dan puncaknya pada Juni hingga Agustus, BMKG mengingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Fenomena ini dapat terjadi akibat peningkatan intensitas hujan yang tidak biasa di musim kemarau.

Di Jakarta, pada Jumat, 23 Mei 2025, cuaca sedikit berawan dengan suhu sekitar 25°C. Namun, potensi badai petir dengan suhu tinggi (30°C) dan rendah (24°C) tetap perlu diwaspadai, terutama pada sore hingga malam hari.

BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca terkini dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Disarankan untuk menjauhi wilayah terbuka saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, serta berhati-hati terhadap jalanan licin yang dapat membahayakan keselamatan.