Drama Perampokan Wadison Pasaribu: Tangisan Palsu Setelah Bunuh Istri di Serang
Drama Perampokan Berujung Terkuaknya Fakta Pembunuhan Istri di Serang
Kasus dugaan perampokan yang merenggut nyawa pasangan suami istri, Wadison Pasaribu (37) dan Petry Sihombing (35), di Serang, Banten akhirnya terkuak. Ternyata Wadison sendiri yang menjadi dalang pembunuhan istrinya, yang kemudian memalsukan kejadian tersebut seolah-olah mereka menjadi korban perampokan.
Setelah membunuh sang istri, Wadison sengaja menciptakan skenario agar tampak menjadi korban dengan masuk ke dalam karung sambil tangan terikat. Ia bahkan sempat dirawat di rumah sakit selama dua hari sebelum pulang untuk menghadiri pemakaman sang istri. Untuk meyakinkan orang lain, Wadison berpura-pura menangis di depan jenazah sang istri, yang terekam dalam sebuah video amatir dan viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun X @somexthread, Wadison tampak menangis sambil memegangi pakaian almarhumah istrinya. Tangisannya terdengar kencang hingga membuat pihak keluarga mencoba menenangkannya. Tangisan itu, yang belakangan dianggap sebagai air mata buaya, sempat mengecoh banyak orang. Istilah “air mata buaya” sendiri merujuk pada kesedihan yang tidak tulus atau pura-pura.
Toni Lembas Pasaribu, kakak pelaku, mengonfirmasi kebenaran video tersebut. Ia mengaku tak mengetahui apakah tangisan Wadison Pasaribu benar-benar karena sedih atau hanya sandiwara. “Waktu pulang dari rumah sakit dia menangis di depan jenazah. Tapi kami tidak tahu itu tangisan sedih, penyesalan, atau sekadar sandiwara,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/6/2025). Ia menambahkan, sejak awal kejadian keluarga sama sekali tidak mencurigai Wadison. Drama yang diciptakan Wadison benar-benar tampak meyakinkan, hingga akhirnya menimbulkan rasa curiga.
Rasa curiga itu muncul saat Wadison kerap berbelit-belit saat dimintai keterangan. Akhirnya, Wadison mengakui telah menghabisi nyawa istrinya sendiri. “Ternyata kami semua tertipu, seperti kena prank,” kata Toni. Sebagai seorang pengacara, Toni pun kesal dengan ulah adiknya itu. “Saya juga kesal karena selama pemeriksaan dia berbelit-belit,” tegasnya.
Selain pembunuhan, isu perselingkuhan turut mewarnai kasus ini. Siti Maryam, salah satu tetangga, membenarkan bahwa Wadison dan Petry sempat cekcok sebelum kejadian. Pertengkaran tersebut dipicu oleh dugaan perselingkuhan Wadison. “Kabarnya suaminya ketahuan selingkuh, makanya cekcok,” kata Maryam seperti dikutip dari TribunBanten.com.
Maryam juga mengungkapkan bahwa drama perampokan Wadison ini terungkap dari kesaksian anak mereka yang masih berusia 7 tahun. Menurut keterangan anaknya, Wadison menjerat leher istrinya hingga tewas pada Minggu (1/6/2025) sekitar pukul 05.00 WIB. Setelah itu, Wadison masuk ke dalam karung dengan tangan terikat untuk mengelabui warga.
Bahkan, Wadison sempat meminta anaknya keluar rumah untuk meminta bantuan warga. Warga yang datang menemukan Petry Sihombing sudah tewas, sedangkan Wadison berada di dalam karung. “Awalnya anaknya cerita, saat dia keluar rumah untuk minta tolong itu disuruh ayahnya. Padahal tetangga mengira ayahnya juga korban karena terikat di dalam karung,” jelas Maryam.
Kepolisian pun semula menerima laporan bahwa peristiwa di Perumahan Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang itu adalah perampokan. Namun setelah dilakukan penyelidikan, terungkap Wadison Pasaribu merupakan pelaku pembunuhan sang istri. Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria, membenarkan bahwa Wadison telah ditangkap. “Ya, pelaku suaminya sendiri,” kata Yudha, dikutip dari TribunBanten.com. Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut. “Pelaku masih kami periksa,” pungkasnya.
Sumber : Tribun
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com