“FFI Kecam Kerusuhan di Final Futsal Jatim 2025: “Ini Bukan Semangat Olahraga!”
KOMPAS.com – Kericuhan yang terjadi dalam laga final futsal putra Porprov IX Jawa Timur 2025 antara tim Kota Malang melawan Surabaya memantik keprihatinan banyak pihak. Federasi Futsal Indonesia (FFI) sebagai organisasi nasional yang membawahi cabang olahraga ini pun turut angkat bicara. Michael Victor Sianipar, Ketua Umum FFI menyayangkan insiden yang merusak nilai sportivitas tersebut. Menurutnya, aksi sebagian suporter yang meneriakkan chant ofensif serta adanya oknum yang nekat masuk ke area lapangan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
“Kami menyayangkan insiden yang terjadi pada pertandingan final Porprov Jatim 2025, khususnya aksi sebagian suporter yang melakukan chant ofensif serta adanya oknum yang memasuki area lapangan,” ujar Ketum FFI periode 2024-2028 ini melalui rilis yang diterima Kompas.com.
“Tindakan seperti ini tidak mencerminkan semangat sportivitas dan dapat membahayakan keselamatan pemain, ofisial, maupun penonton,” imbuhnya. Laga yang digelar di Graha Polinema, Jumat (27/6/2025) lalu, semula berjalan dalam tensi tinggi. Bahkan sejak menit awal, atmosfer pertandingan sudah terasa panas.
Meski yang berlaga adalah tim futsal Surabaya, chant negatif yang menyasar Persebaya Surabaya dan supporternya menggema di tribun. Ketegangan meningkat saat Surabaya unggul dua gol tanpa balas, memantik kekecewaan tuan rumah. Situasi menjadi tidak terkendali ketika botol mulai dilemparkan ke lapangan. Beberapa oknum suporter bahkan menerobos masuk dan memprotes wasit secara langsung.
Laga sempat dihentikan dua kali karena situasi yang tak kondusif, hingga akhirnya ditunda demi alasan keamanan. Panitia memutuskan laga tidak bisa dilanjutkan dan akan digelar ulang di kemudian hari tanpa kehadiran penonton. Meski FFI tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan teknis maupun penegakan disiplin dalam Porprov yang merupakan agenda resmi KONI dan pemerintah daerah, namun ia menegaskan bahwa FFI siap memberikan dukungan melalui jalur resmi. “Sebagai catatan, Porprov merupakan ajang resmi yang berada di bawah kewenangan KONI dan pemerintah daerah. Federasi Futsal Indonesia (FFI) tidak terlibat dalam struktur pengambilan keputusan teknis maupun penegakan disiplin dalam ajang tersebut,” kata Michael Victor Sianipar. “Namun demikian, FFI selalu siap memberikan dukungan teknis dan edukasi melalui Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) serta Asosiasi Futsal Kabupaten/Kota (AFK), jika diperlukan,” sambungnya.
Selanjutnya ia menekankan pentingnya menjaga marwah futsal sebagai olahraga yang inklusif dan membanggakan. Ia mengajak semua pihak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas demi masa depan futsal Indonesia yang lebih baik.
“Futsal harus menjadi ruang yang aman, adil, dan membanggakan bagi semua pihak. Mari kita jaga atmosfer kompetisi dengan menjunjung tinggi sportivitas. Ini bukan semata soal siapa yang menang, melainkan juga tentang bagaimana kita menjaga martabat olahraga ini,” pungkas pria berkacamata itu. Sementara itu, Ketua Asosiasi Futsal Provinsi Jawa Timur, Arief Anton Sujarwo, menyebut penundaan laga sudah sesuai dengan regulasi. Pihaknya kini berkoordinasi dengan KONI dan Dispora Kota Malang untuk menjadwalkan ulang pertandingan yang belum selesai tersebut.
Sumber: Kompas.com