Fourtwnty dan Charita Utami Kembali Viral Lewat ‘Mangu’, Ini Alasan di Baliknya

Last Updated: 28 April 2025By Tags: , ,

Meski tengah rehat dari dunia musik, Fourtwnty tetap membuktikan eksistensinya lewat karya-karya yang membekas di hati para pendengar. Salah satunya adalah lagu kolaborasi mereka bersama Charita Utami, berjudul “Mangu”, yang kembali mencuri perhatian publik. Dirilis sejak 20 April 2022, lagu ini mendadak viral setelah dibawakan oleh Kenriz dan Vanessa, dua peserta Indonesian Idol Season 13, dalam versi cover penuh emosi di media sosial.

Penampilan keduanya yang menyentuh sukses menghidupkan kembali popularitas “Mangu”, membuat lagu ini ramai diperbincangkan di berbagai platform digital. Banyak pendengar merasa lirik lagu tersebut sangat relevan dengan pengalaman pribadi mereka, sehingga tak sedikit yang ingin lebih memahami kisah di balik lagu ini.

Makna Mendalam di Balik “Mangu”

“Mangu” bukan sekadar lagu tentang perpisahan biasa. Liriknya menggambarkan kisah berpisah karena perbedaan prinsip atau keyakinan, bukan karena hilangnya cinta. Dengan nuansa melodi yang melankolis, lagu ini mengajak pendengar larut dalam emosi mendalam. Istilah “Mangu” sendiri diambil dari bahasa Indonesia yang berarti termenung atau diam karena rasa sedih, kecewa, maupun bingung—sebuah emosi yang begitu kuat terasa sepanjang lagu.

Mengenal Fourtwnty: Perjalanan dan Pengaruhnya

Fourtwnty adalah grup musik indie asal Indonesia, yang terdiri dari Ari Lesmana, Nuwi, Roots, Andi Armand, Primandha Ridho, dan Ryan Maulana. Band ini dibentuk oleh Ari Lesmana bersama Roby Satria, gitaris band Geisha.

Mereka memulai debut melalui album “Lelaku” di tahun 2015, menampilkan lagu-lagu bernuansa folk-pop dengan lirik yang puitis, seperti Fana Merah Jambu, Aku Tenang, Hitam Putih, dan Diam-Diam Kubawa Satu. Nama mereka semakin melambung setelah lagu “Zona Nyaman”, dari album kedua “Ego & Fungsi Otak” (2018), dipilih menjadi soundtrack film Filosofi Kopi 2: Ben & Jody pada tahun 2017.

Sejak saat itu, Fourtwnty berhasil memperluas jangkauan mereka, tidak hanya di kalangan pecinta musik indie, tetapi juga ke pendengar arus utama. Hits lain seperti Kusut, Kita Pasti Tua, dan Realita ikut memperkuat posisi mereka di industri musik tanah air.

Tur Nasional dan Kontribusi Besar di Musik Indie

Pada tahun 2019, Fourtwnty menggelar tur bertajuk “Heliotropisme” yang mencakup sepuluh kota di Indonesia, seperti Medan, Makassar, Malang, Palembang, hingga Yogyakarta. Tur ini membuktikan betapa kuatnya dukungan dari para penggemar setia mereka.

Selain itu, Fourtwnty juga berperan penting dalam mendorong musik indie menjadi lebih diterima oleh publik luas. Bersama dengan kesuksesan lagu Akad milik Payung Teduh, Fourtwnty menjadi bagian dari gelombang baru yang memperkenalkan musik indie ke pasar mainstream.

Fenomena ini membuka jalan bagi lahirnya musisi-musisi indie baru seperti Nadin Amizah, Hindia, .Feast, Pamungkas, Sal Priadi, hingga Soegi Bornean. Meski demikian, perlu diingat bahwa musik indie telah lebih dulu dipelopori oleh band-band legendaris seperti Float, Efek Rumah Kaca, Mocca, dan Naif.

Sumber : Kompasiana.com

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment