Gaza Darurat Kemanusiaan! 82 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel yang Terus Berlanjut
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi pernyataan dalam sebuah konferensi bahwa dalam waktu dekat Jalur Gaza akan dikuasai oleh Israel. Pihak Israel telah membuat rencana untuk mengakhiri penyerangan dengan serangan maksimal di penghujung konflik pada wilayah terkepung Palestina.
Ribuan penduduk Palestina telah terbunuh karena dibombardir tanpa henti oleh Israel dalam beberapa hari ini. Setidaknya ada 82 korban teridentifikasi pada Rabu (21/5) sore kemarin. Didominasi oleh korban kelaparan, ditambah truk bantuan donasi yang diperbolehkan masuk hanya sedikit karena dijaga ketat oleh pasukan Israel yang melakukan blokade.
Netanyahu juga menuturkan pada hari Rabu (21/5) bahwa Israel mau saja membuka kesempatan untuk gencatan senjata sementara dan perjanjian untuk melakukan pertukaran sanderaan. Israel sangat terbuka akan kedua hal tersebut.
Pimpinan Israel menata serangan-serangan ini untuk bisa mengakhiri perang. Mereka berharap plan ini nantinya akan diikuti dengan dilepasnya tawanan Israel yang disandera Palestina, pelucutan senjata pasukan Hamas, melakukan eksil pada kepemimpinan Hamas, dan jika memungkinkan mengeluarkan seluruh warga Palestina yang tersisa ke tempat lain.
Donald Trump yang ikut campur pada urusan antara Israel dan Palestina pernah mengatakan kalau AS harus mengatur wilayah Gaza dan mengubahnya menjadi Riviera of the Middle East. Netanyahu pun mengakui plan Trump tersebut diyakini dapat menghentikan perseteruan antara Palestina dan Israel. Namun, jelas negara-negara lain melihat rencana tersebut sebagai langkah untuk membumihanguskan etnis Palestina.
Netanyahu menilai bahwa tetap memberikan izin pada truk donasi kemanusiaan untuk memasuki wilayah Gaza merupakan bentuk murah hati Israel pada Palestina. Meski sebenarnya di sisi lain Netanyahu kesal karena penduduk Palestina menolak jika Israel mengambil alih donasi kemanusiaan. Alih-alih pasukan Hamas, Netanyahu ingin donasi tersebut disalurkan oleh pihak Israel saja. Namun, sayangnya penduduk Palestina menolak keras tawaran tersebut dan tidak membiarkan Israel ambil alih ritme penyaluran donasi.