Guangxi dan Indonesia Perkuat Kerja Sama Kecerdasan Buatan Melalui Kunjungan Delegasi China ke Tanah Air
Delegasi dari Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China Selatan, melakukan kunjungan intensif ke Indonesia baru-baru ini dalam rangka memperdalam kolaborasi strategis di bidang kecerdasan buatan (AI). Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya Guangxi untuk memperluas kerja sama digital dengan negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi China mengadakan serangkaian diskusi dan pertukaran gagasan terkait ekonomi digital, teknologi kecerdasan buatan, serta pembangunan platform kerja sama inovatif lintas negara. Kolaborasi ini dinilai sebagai langkah konkret menuju masa depan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Saya sangat antusias mendengar komitmen Guangxi dalam mempererat kerja sama AI dengan Indonesia. Harapan saya, kolaborasi ini mampu memperluas pemanfaatan AI ke berbagai sektor demi kemajuan bersama,” ujar Sugiato Lim, warga negara Indonesia yang telah lama tinggal dan bekerja di Guangxi.
Saat ini, Guangxi tengah gencar menjalankan inisiatif “Artificial Intelligence +” guna mendukung percepatan pembangunan Pusat Kerja Sama Inovasi Kecerdasan Buatan China-ASEAN. Inisiatif ini difokuskan untuk memperkuat kerja sama digital dan industri AI dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Dalam kurun dua tahun terakhir, Guangxi telah menandatangani lebih dari 30 perjanjian kerja sama digital dengan negara-negara ASEAN, yang mencakup penerapan teknologi seperti sistem navigasi Beidou dan kecerdasan buatan. Akselerasi inovasi ini diharapkan mampu menjadi fondasi kuat bagi integrasi digital kawasan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, Angga Raka Prabowo, turut mengapresiasi pendekatan terbuka yang dilakukan China dalam pengembangan teknologi AI. Ia menyebut model AI yang dikembangkan oleh China, seperti DeepSeek, mengedepankan prinsip open source, efisiensi energi, dan investasi yang terjangkau, yang sangat relevan dengan kebutuhan Indonesia saat ini.
Sebagai bentuk keseriusan, Guangxi juga telah merilis Rencana Aksi AI Plus Manufaktur, yang menargetkan nilai output industri AI di wilayah tersebut dapat melampaui 100 miliar yuan pada tahun 2027. Pusat industri AI untuk ASEAN menjadi salah satu pilar penting dalam rencana tersebut, dengan Nanning sebagai pusat penggerak utama.
Indonesia sendiri dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan AI. Sejak diterbitkannya Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020–2045, Indonesia terus mendorong pengembangan inovasi teknologi digital yang inklusif dan adaptif.
Direktur Pusat Informasi Guangxi, Zhou Fei, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki fondasi kuat dalam pengembangan AI dan berharap kerja sama antara kedua negara semakin diperkuat, khususnya dalam bentuk kolaborasi praktis dan pembangunan pusat inovasi bersama.
“Biro Data Guangxi siap bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital RI dalam mewujudkan Pusat Kerja Sama Inovasi AI China-Indonesia. Kami percaya, sinergi ini akan menciptakan ekosistem teknologi yang bermanfaat bagi kedua negara,” ujar Zhou.
Para analis meyakini, langkah Guangxi dalam menjalin hubungan teknologi tingkat tinggi dengan negara-negara ASEAN merupakan upaya strategis dalam menciptakan masa depan digital yang terintegrasi. Kolaborasi erat antara Guangxi dan Indonesia diharapkan mampu mempercepat inovasi dan mendorong pertumbuhan industri kecerdasan buatan secara menyeluruh di kawasan.
Sumber : ANTARA
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com