Gunung Api di Antartika Lontarkan Partikel Emas Bernilai Rp 91 Juta per Hari

Last Updated: 5 Juni 2025By Tags: ,

Antartika: Benua Beku yang Menyimpan “Harta Karun” di Gunung Api

Antartika memang dikenal sebagai kawasan paling dingin dan terpencil di Bumi. Namun, siapa sangka bahwa salah satu gunung berapi di benua ini secara rutin menyemburkan partikel emas ke udara? Fenomena unik ini terjadi di Gunung Erebus, sebuah gunung berapi aktif yang ternyata mengeluarkan debu emas setiap harinya ke atmosfer.

Debu Emas dari Aktivitas Vulkanik

Gunung Erebus memiliki ketinggian sekitar 3.794 meter dan secara konsisten melepaskan gas serta uap vulkanik yang di dalamnya terdapat kristal emas berukuran sangat kecil—hanya sekitar 20 mikrometer. Dalam sehari, aktivitas ini menghasilkan sekitar 80 gram debu emas, yang jika dihitung nilainya mencapai USD 6.000 atau sekitar Rp 91 juta.

Menariknya, partikel emas ini tidak hanya berada di sekitar gunung, melainkan bisa terbawa angin panas sejauh hingga 900 kilometer dari pusat letusan. Gas yang membawanya memiliki suhu lebih dari 1.000°C, dan saat bertemu udara dingin khas Antartika, emas tersebut berubah menjadi kristal.

“Fenomena ini tergolong sangat langka karena hanya bisa terjadi bila kondisi geologi dan suhu sangat tepat,” ungkap Conor Bacon, seorang geofisikawan dari Columbia University.

Keunikan Gunung Erebus

Gunung Erebus menyimpan banyak fakta menarik, di antaranya:

  • Merupakan gunung berapi aktif tertinggi kedua di wilayah Antartika
  • Pertama kali ditemukan pada tahun 1841 oleh Kapten James Clark Ross
  • Aktivitas vulkaniknya kembali terpantau sejak tahun 1972
  • Salah satu dari hanya dua gunung berapi aktif di Antartika
  • Memiliki danau lava permanen di dalam kawahnya—fenomena yang sangat jarang ditemukan di dunia

Dari Mana Asal Emas Gunung Erebus?

Para peneliti menjelaskan bahwa Gunung Erebus memancarkan gas vulkanik yang mengandung berbagai mineral logam seperti emas, tembaga, dan seng. Berbeda dengan banyak gunung berapi lainnya, Erebus tidak menunjukkan letusan yang meledak-ledak. Justru aktivitasnya tergolong stabil dan perlahan, sehingga memungkinkan partikel emas membentuk kristal sebelum tersebar ke atmosfer.

“Letusan Gunung Erebus bersifat lambat, yang memungkinkan emas membeku dalam bentuk kristal sebelum menghilang bersama gas,” jelas Philip Kyle dari New Mexico Institute of Mining and Technology.

Meski memiliki nilai ekonomi tinggi, partikel emas yang tersebar ini sangat kecil dan luas penyebarannya, sehingga tidak memungkinkan untuk dikumpulkan secara efisien. Belum lagi kondisi lingkungan ekstrem Antartika yang membuat eksplorasi dan penambangan hampir mustahil dilakukan.

Selain dikenal sebagai “penyembur emas,” Gunung Erebus juga memiliki fitur alam lain yang menakjubkan, seperti gua-gua es yang hangat dan menara es raksasa. Kawasan ini bahkan menjadi lokasi riset penting bagi ilmuwan untuk mempelajari kehidupan ekstrem di Bumi—bahkan bisa menjadi model untuk penelitian kemungkinan kehidupan di planet lain.

Sumber : detikinet

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment