Gunung Fuji Makin Eksklusif Biaya Pendakian Melambung, Dompet Tipis Menyingkir!

Last Updated: 19 Maret 2025By Tags: , ,

Gunung Fuji, salah satu destinasi pendakian paling ikonik di dunia, kini semakin sulit diakses bagi pendaki dengan anggaran terbatas. Seiring meningkatnya jumlah pendaki yang ingin menaklukkan gunung tertinggi di Jepang ini, pemerintah setempat mulai menerapkan berbagai aturan baru, termasuk kenaikan biaya pendakian dan regulasi ketat untuk mengontrol jumlah pengunjung.

Tarif Pendakian Meningkat, Yamanashi Terapkan Pembatasan Waktu

Sejak awal musim panas 2024, Prefektur Yamanashi, salah satu dari dua prefektur yang mengelola jalur pendakian Gunung Fuji, mulai mengenakan tarif tol sebesar 2.000 yen (sekitar Rp 220 ribu) bagi setiap pendaki yang ingin menggunakan jalur resminya. Biaya ini merupakan tambahan dari sumbangan sukarela sebesar 1.000 yen (Rp 110 ribu) yang sebelumnya telah diberlakukan bagi pendaki.

Tidak hanya kenaikan tarif, Yamanashi juga menerapkan pembatasan waktu yang cukup ketat bagi para pendaki. Gerbang jalur pendakian ditutup bagi siapa pun antara pukul 16.00 hingga 15.00 keesokan harinya, kecuali bagi mereka yang telah melakukan reservasi untuk menginap di salah satu pondok gunung yang tersedia di sepanjang jalur pendakian. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan pendaki dan mencegah risiko kecelakaan akibat pendakian yang dilakukan tanpa persiapan matang.

Prefektur Shizuoka Ikut Menaikkan Tarif dan Menambah Aturan Ketat

Tidak hanya Yamanashi, Prefektur Shizuoka—jalur pendakian alternatif menuju puncak Gunung Fuji—juga menerapkan kebijakan serupa. Sebelumnya, pendakian melalui jalur ini tidak dikenakan biaya, tetapi mulai musim panas tahun ini, pendaki yang ingin menggunakan jalur di wilayah Shizuoka diwajibkan membayar tol sebesar 4.000 yen (sekitar Rp 440 ribu).

Aturan yang diterapkan Shizuoka bahkan lebih ketat dibandingkan Yamanashi. Pembatasan akses diterapkan dengan melarang pendaki memasuki jalur antara pukul 14.00 hingga 03.00, kecuali bagi mereka yang telah memesan tempat menginap di pondok gunung. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pendaki memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan menuju puncak.

Selain itu, Shizuoka juga mewajibkan pendaki untuk menyelesaikan sesi edukasi prapendakian sebelum diperbolehkan mendaki. Sesi ini berupa video yang memberikan pemahaman tentang perlindungan lingkungan serta keselamatan selama pendakian. Tak hanya itu, NHK melaporkan bahwa calon pendaki juga diwajibkan untuk mengikuti ujian pemahaman setelah menonton video edukasi tersebut. Ujian ini bertujuan untuk menguji pemahaman mereka tentang protokol keselamatan dan upaya menjaga kelestarian lingkungan di Gunung Fuji.

Tujuan di Balik Kebijakan Baru

Peningkatan biaya dan pengetatan regulasi ini bukan tanpa alasan. Gunung Fuji semakin populer di kalangan wisatawan domestik maupun internasional, sehingga jumlah pendaki terus meningkat setiap tahunnya. Namun, lonjakan jumlah pengunjung ini membawa dampak negatif, seperti meningkatnya volume sampah, erosi jalur pendakian, dan risiko keselamatan akibat kurangnya persiapan dari para pendaki.

Dengan menerapkan tarif dan regulasi baru ini, pemerintah setempat berharap dapat mengurangi jumlah pendaki yang tidak bertanggung jawab serta memastikan bahwa mereka yang mendaki memiliki kesiapan fisik, mental, dan pengetahuan yang cukup. Langkah ini juga bertujuan untuk menjaga kelestarian Gunung Fuji sebagai situs warisan dunia yang tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Bagi calon pendaki yang ingin menaklukkan Gunung Fuji, perubahan ini tentu menjadi pertimbangan penting. Selain harus menyiapkan biaya lebih besar, mereka juga harus memastikan bahwa mereka telah memenuhi semua persyaratan dan siap untuk menghadapi tantangan mendaki gunung legendaris ini.

sumber: detik.com

Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui Aruna9news.com

Leave A Comment