Hashirya Motor Jepang, Budaya Balap Gunung yang Kembali Populer di Kalangan Rider Muda

Last Updated: 9 Juli 2025By Tags: , , , , ,

Budaya Hashirya, yang identik dengan aksi balap jalanan di jalur pegunungan Jepang (touge), tak hanya dikenal melalui mobil seperti Toyota AE86 atau Nissan Silvia. Di balik sorotan itu, ada pula segmen yang tak kalah menarik dan berani: Hashirya motor, sebuah subkultur pengendara motor berkecepatan tinggi yang menjajal jalanan berliku di malam hari.

Kelompok ini biasanya terdiri dari pemuda pecinta kecepatan dan teknik mengemudi ekstrem. Mereka menjadikan jalanan pegunungan seperti Gunung Haruna, Irohazaka, dan Akina (nama fiksi dari Haruna di Initial D) sebagai lintasan balap tak resmi. Motor-motor yang digunakan pun beragam, mulai dari sport bike 250cc seperti Honda CBR250RR, Yamaha R25, hingga motor 2-tak lawas seperti Suzuki RGV dan Yamaha TZR yang dikenal ringan dan bertenaga.

“Hashirya motor itu tentang ketepatan, kontrol, dan nyali. Salah perhitungan sedikit saja bisa celaka,” ujar Shohei Tanaka, mantan anggota komunitas rider malam di kawasan Gunma, Jepang. Ia menambahkan bahwa meskipun ilegal, gaya hidup ini tetap bertahan karena memberikan sensasi kebebasan dan adrenalin yang sulit ditemukan di balapan resmi.

Berbeda dari geng motor ugal-ugalan, Hashirya motor umumnya lebih fokus pada kemampuan teknis. Mereka memodifikasi motor untuk performa tikungan, menyesuaikan suspensi, rem, dan rasio gear agar sesuai dengan medan pegunungan. Bahkan, banyak dari mereka yang mengenakan perlengkapan safety lengkap—dari helm full-face, jaket balap, hingga knee protector.

Budaya ini sempat tenggelam di awal 2010-an, seiring meningkatnya penertiban polisi dan makin terbatasnya akses ke jalur gunung pada malam hari. Namun kini, berkat kebangkitan budaya otomotif Jepang lewat media sosial, anime, dan dokumenter YouTube, minat terhadap dunia touge dan Hashirya motor kembali mencuat, bahkan sampai ke luar Jepang, termasuk Indonesia dan Thailand.

Di Indonesia sendiri, fenomena ini mulai menjalar di kalangan komunitas motor sport dan retro. Beberapa komunitas bahkan membuat simulasi touge racing secara legal di jalur tertutup seperti sirkuit karting atau trek bukit yang disewa khusus.

Menurut pengamat otomotif Jepang, Hiroshi Kameda, Hashirya motor adalah refleksi dari semangat muda yang ingin merasakan kebebasan ekstrem. “Mereka tahu risikonya, tapi juga tahu batasnya. Ini bukan soal balap liar, tapi soal menghormati keahlian dan kecepatan di jalur yang penuh tantangan,” ujarnya.

Meskipun diwarnai sisi gelap karena legalitasnya, Hashirya motor tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya jalanan Jepang. Sebuah kombinasi antara mesin, skill, dan filosofi kebebasan yang hidup di tikungan tajam dan malam yang sunyi.

Baca Selengkapnya Di https://aruna9news.com/

Leave A Comment