Hati-Hati! 7 Jenis Makanan Ini Bisa Menghambat Kecerdasan Anak Dan IQ

Banyak orang tua berusaha memberikan makanan terbaik agar anak tumbuh sehat dan cerdas. Namun, tanpa disadari, ada beberapa jenis makanan yang terlihat “aman” tetapi justru bisa menghambat perkembangan otak. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kurang sehat di masa pertumbuhan berpotensi memengaruhi kemampuan berpikir, memori, dan tingkat kecerdasan anak di masa depan.
Kecerdasan anak bukan hanya dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungan belajar, tetapi juga oleh nutrisi yang dikonsumsi setiap hari. Peneliti dari University of Illinois menemukan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi makanan manis dan olahan memiliki kemampuan fokus dan daya ingat yang lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan bergizi. Temuan ini sejalan dengan studi dari Frontiers in Nutrition, yang menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh dan gula dapat menurunkan volume hippocampus—bagian otak yang berperan penting dalam proses belajar.
Berikut tujuh jenis makanan yang perlu dihindari karena dapat memengaruhi perkembangan kecerdasan anak:

-
Makanan dan minuman tinggi gula
Permen, minuman bersoda, serta jus kemasan mengandung gula halus yang berlebihan. Menurut laporan dari ScitechDaily, anak usia 18 bulan hingga 2 tahun yang sering mengonsumsi camilan manis dan makanan olahan cenderung mengalami kesulitan dalam mengontrol diri, mengingat informasi, dan mengatur aktivitas. -
Makanan cepat saji
Burger, kentang goreng, dan makanan olahan pabrik mengandung banyak lemak jenuh, garam, serta zat aditif yang dapat mengganggu kerja sel otak. Dalam jurnal Frontiers in Public Health, para ahli menyebut bahwa konsumsi makanan ultra-olahan sejak dini dapat menghambat perkembangan kognitif dan meningkatkan risiko gangguan mental seperti ADHD dan autisme. -
Produk berkafein
Kafein yang terdapat dalam kopi, teh, dan cokelat jika dikonsumsi berlebihan bisa mengganggu tidur anak serta menghambat penyerapan zat besi yang penting bagi fungsi otak. Kurangnya tidur menyebabkan anak sulit fokus, mudah lupa, dan menurunkan kemampuan belajar. -
Pewarna makanan buatan
Pewarna sintetis pada permen, minuman berwarna, dan camilan anak diketahui berhubungan dengan gejala hiperaktivitas dan gangguan konsentrasi. Laporan dari UC Berkeley dan UC Davis di California menyebut bahwa konsumsi pewarna buatan dapat berdampak negatif terhadap perilaku dan fungsi otak anak. -
Daging olahan
Sosis, nugget, dan kornet mengandung banyak garam, lemak trans, serta bahan pengawet seperti nitrat. Menurut World Health Organization (WHO), konsumsi daging olahan secara rutin bisa memicu peradangan dan stres oksidatif yang berdampak buruk bagi kesehatan otak. -
Soda dan minuman manis kemasan
Minuman berpemanis seperti soda terbukti dapat menurunkan kemampuan berpikir dan memori. Studi di Frontiers in Nutrition menemukan bahwa asupan gula berlebih dari minuman manis dapat menurunkan fungsi eksekutif otak, termasuk daya ingat dan konsentrasi. -
Karbohidrat olahan
Roti putih, mi instan, dan camilan asin mudah berubah menjadi gula dalam tubuh, menyebabkan energi cepat naik dan turun (energy crash). Konsumsi berlebihan makanan ini dapat merusak hippocampus yang berperan penting dalam proses belajar dan mengingat.
Menjaga fungsi otak anak tidak hanya bergantung pada pendidikan dan stimulasi mental, tetapi juga pada pola makan harian. Dengan membatasi konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan bahan kimia buatan, orang tua dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mendukung perkembangan kecerdasan anak secara optimal.
Sumber: Okezone.com
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com










