Hidup Lebih Tenang: Perjalanan Menuju Gaya Hidup Minimalis demi Kesehatan Mental
Di tengah kesibukan dunia modern yang penuh dengan informasi dan konsumsi berlebihan, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas yang menuntut lebih banyak perhatian, energi, dan materi. Bagi sebagian orang, hal ini berujung pada stres dan kelelahan mental yang tak kunjung reda. Dalam kondisi seperti ini, semakin banyak orang yang beralih kepada gaya hidup minimalis sebagai cara untuk meraih kehidupan yang lebih tenang dan sehat secara mental. Gaya hidup minimalis, yang pada dasarnya adalah konsep untuk mengurangi kepemilikan materi dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, telah terbukti memberikan manfaat positif bagi kesehatan mental seseorang. Mengurangi ketergantungan pada barang-barang dan aktivitas yang berlebihan dapat menciptakan ruang lebih besar bagi kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian batin. Tetapi, untuk menjalani gaya hidup minimalis, bukan hanya soal mengurangi barang, tetapi juga tentang bagaimana kita mengelola emosi dan stres dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Gaya Hidup Minimalis Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental?
Menurut Dr. M. Yusuf, seorang psikolog klinis, hidup minimalis berpotensi mengurangi kecemasan dan stres yang timbul dari tekanan sosial dan materi. “Kepemilikan berlebihan atau terlalu banyak pilihan dalam hidup justru bisa menjadi sumber kebingungan dan kecemasan. Gaya hidup minimalis membantu seseorang untuk fokus pada kualitas daripada kuantitas, serta menciptakan rasa kontrol yang lebih besar terhadap hidupnya,” ujar Dr. Yusuf.
Gaya hidup minimalis dapat membantu kita untuk lebih sadar akan diri sendiri dan lebih menghargai waktu, relasi, serta aktivitas yang memberikan kebahagiaan sejati. Dengan berfokus pada hal-hal yang lebih penting, kita pun dapat merasa lebih puas dan tidak terjebak dalam pencapaian yang tidak berarti.
Proses Perjalanan Menuju Minimalisme
Perjalanan menuju gaya hidup minimalis tidak bisa dilakukan dalam semalam. Ini adalah sebuah proses yang memerlukan kesadaran, keberanian, dan komitmen untuk membuat perubahan yang lebih bermakna dalam hidup. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengevaluasi barang-barang yang kita miliki dan menilai mana yang benar-benar penting dan memberikan nilai lebih dalam hidup kita.
Ahli minimalisme, Marie Kondo, dalam bukunya yang terkenal “The Life-Changing Magic of Tidying Up” menjelaskan bahwa salah satu cara untuk memulai adalah dengan mempertanyakan apakah suatu barang “memicu kegembiraan” dalam hidup kita. Jika tidak, mungkin sudah saatnya untuk melepaskannya. Proses ini tidak hanya berlaku untuk barang, tetapi juga untuk hubungan sosial dan kegiatan yang menguras energi tanpa memberikan dampak positif.
Namun, perjalanan ini bukan hanya soal materi. Dr. Yusuf menekankan pentingnya mengurangi tuntutan yang ada dalam kehidupan, baik itu tuntutan pekerjaan yang berlebihan, ekspektasi sosial, atau standar yang kita buat sendiri. “Gaya hidup minimalis yang sesungguhnya adalah sebuah kesadaran untuk lebih banyak memberi ruang bagi diri sendiri, baik itu dalam bentuk waktu, energi, maupun pemikiran,” tambah Dr. Yusuf.
Mengintegrasikan Minimalisme dalam Kehidupan Sehari-hari
Bagi banyak orang, mengurangi barang-barang fisik adalah langkah pertama yang terasa paling mudah. Namun, perjalanan menuju gaya hidup minimalis yang lebih mendalam juga melibatkan pola pikir yang lebih sederhana. Fokuskan energi pada hal-hal yang lebih berarti, seperti kualitas waktu dengan keluarga dan teman, serta waktu untuk diri sendiri.
Sebagai contoh, banyak orang yang merasa tertekan dengan jadwal kerja yang padat atau komitmen sosial yang berlebihan. Dalam hal ini, minimalisme tidak hanya diterapkan pada barang-barang, tetapi juga pada bagaimana kita memilih untuk menghabiskan waktu kita. Dengan lebih selektif dalam memilih kegiatan atau tugas yang benar-benar penting, kita dapat mengurangi perasaan kewalahan dan merasa lebih puas dengan apa yang kita lakukan.
Selain itu, digital minimalism—atau meminimalisir penggunaan perangkat digital dan media sosial—juga menjadi salah satu langkah yang mulai banyak diterapkan. Melakukan detoks digital dengan membatasi penggunaan ponsel dan media sosial dapat mengurangi stres dan kecemasan yang sering muncul akibat perbandingan sosial atau informasi yang berlebihan.
Manfaat Kesehatan Mental dari Minimalisme
Mengadopsi gaya hidup minimalis dapat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental kita. Dengan mengurangi kepemilikan dan aktivitas yang tidak perlu, kita bisa menciptakan ruang yang lebih besar bagi kebahagiaan yang sejati. Beberapa manfaat yang bisa dirasakan adalah:
- Mengurangi Stres: Memiliki lebih sedikit barang dan komitmen berarti lebih sedikit yang perlu dikhawatirkan. Ini dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan dan stres yang disebabkan oleh kewajiban atau kekacauan di sekitar kita.
- Meningkatkan Fokus: Dengan mengurangi gangguan dari barang dan aktivitas yang tidak relevan, kita bisa lebih fokus pada tujuan hidup kita yang lebih penting dan bermakna.
- Lebih Banyak Waktu untuk Diri Sendiri: Dengan mengurangi kegiatan yang tidak penting, kita dapat memiliki lebih banyak waktu untuk merawat diri sendiri, baik secara fisik maupun mental.
- Meningkatkan Rasa Syukur: Mengadopsi gaya hidup minimalis membuat kita lebih bersyukur atas apa yang kita miliki, dan kita menjadi lebih sadar akan nilai-nilai yang sesungguhnya penting dalam hidup.
Gaya hidup minimalis bukan hanya tentang mengurangi barang-barang di rumah. Lebih dari itu, minimalisme mengajak kita untuk menyederhanakan kehidupan, memberi ruang bagi hal-hal yang benar-benar penting, dan mengurangi beban mental yang tidak perlu. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan kesadaran diri dan komitmen, tetapi manfaatnya bagi kesehatan mental kita sangat besar.
Melalui langkah-langkah kecil, seperti menyaring barang-barang yang tidak lagi memberikan nilai, mengurangi komitmen yang berlebihan, dan lebih selektif dalam memilih cara kita menghabiskan waktu, kita bisa menciptakan kehidupan yang lebih tenang, bahagia, dan seimbang. Sebagaimana dikatakan oleh Dr. Yusuf, “Kesehatan mental yang baik dimulai dari kehidupan yang lebih sederhana, yang memberi kita kebebasan untuk menikmati setiap momen.”
Source : Arni Restu Anggraeni-20230502073
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com