IHSG TERKOREKSI TAJAM, INVESTOR ASING RAMAI-RAMAI LEPAS SAHAM UNGGULAN

Setelah nyaris sentuh level 7.000, indeks BEI terperosok 1,42% akibat aksi jual besar-besaran pada saham blue chip
Jakarta, 9 Mei 2025

Gelombang optimisme yang sempat membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendekati puncak psikologis 7.000 akhirnya terhenti pada perdagangan Kamis (8/5). Bursa Indonesia ditutup melemah signifikan dengan penurunan 1,42%, membawa IHSG bertengger di level 6.827,75.

Pergerakan indeks diiringi aktivitas perdagangan yang cukup ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp14,86 triliun. Sebanyak 38,43 miliar lembar saham berpindah tangan melalui 1,62 juta kali transaksi. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, 228 saham berhasil menguat, namun kalah jumlah dari 393 saham yang terkoreksi, sementara 184 saham lainnya bertahan di posisi sebelumnya.

Investor Asing Dominasi Aksi Jual
Yang menarik dari pelemahan IHSG kali ini adalah pola serempak yang ditunjukkan investor asing dalam melepas kepemilikan saham-saham unggulan. Data dari Stockbit menunjukkan investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp841,59 miliar di seluruh pasar dan Rp141,15 miliar khusus di pasar reguler.

Meski demikian, tidak semua segmen pasar mengalami tekanan jual dari investor asing. Di pasar negosiasi dan tunai, mereka justru tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp64,75 miliar, menandakan masih adanya minat pada saham-saham tertentu melalui transaksi bernilai besar.

Saham BUMN Jadi Sasaran Utama Pelepasan
Siapa sangka, saham-saham BUMN yang selama ini menjadi primadona justru menjadi target utama aksi jual investor asing. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memimpin daftar dengan nilai jual bersih mencapai Rp452,98 miliar, diikuti oleh dua bank pelat merah lainnya: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan Rp278,92 miliar dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan Rp101,06 miliar.

Tak hanya sektor perbankan, emiten BUMN di sektor telekomunikasi juga tak luput dari aksi jual besar-besaran. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatatkan net foreign sell sebesar Rp80,17 miliar.

Saham Swasta Ikut Terdampak
Gelombang pelepasan saham juga merambah ke emiten swasta terkemuka. Konglomerasi otomotif PT Astra International Tbk (ASII) dibanjiri aksi jual senilai Rp65,21 miliar. Sementara itu, emiten pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) masing-masing mengalami tekanan jual sebesar Rp49,53 miliar dan Rp46,75 miliar.

Melengkapi daftar saham yang dijauhi investor asing adalah PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dengan net sell Rp45,20 miliar, PT Panin Financial Tbk (PNLF) dengan Rp22,39 miliar, dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan Rp21,71 miliar.

Bagaimana Prospek Selanjutnya?
Para analis pasar modal menyarankan investor untuk tetap waspada menghadapi volatilitas pasar dalam jangka pendek. Namun, pelemahan ini juga membuka peluang bagi investor domestik untuk mengakumulasi saham-saham fundamentally strong pada harga yang lebih menarik.
“Koreksi ini bisa menjadi kesempatan emas bagi investor jangka panjang yang sudah lama menunggu momentum untuk masuk ke saham-saham blue chip dengan valuasi yang lebih rasional,” ungkap seorang analis dari perusahaan sekuritas terkemuka.
Meskipun demikian, para investor disarankan untuk tetap melakukan analisis mendalam dan memperhatikan faktor makroekonomi global maupun domestik yang berpotensi mempengaruhi pasar dalam beberapa pekan mendatang.
Apakah koreksi IHSG kali ini merupakan kesempatan untuk ‘buy the dip’ atau justru sinyal awal tren penurunan yang lebih panjang? Ikuti terus perkembangan pasar modal Indonesia bersama kami!

Sumber : cnbcindonesia.com
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment