Israel Gempur Yaman, Panglima Militer Houthi Al Ghamari Tewas dalam Serangan Udara
Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah militer Israel dikabarkan menggempur wilayah Yaman, menewaskan Kepala Staf Militer Houthi, Muhammad Abd Al Karim Al Ghamari.
Kabar kematian Al Ghamari diumumkan langsung oleh pihak Houthi pada Kamis (17/10). Tak lama berselang, Israel mengonfirmasi bahwa serangan udara mereka menargetkan dan menewaskan pejabat tinggi militer tersebut.
Houthi Kecam Serangan Brutal Israel
Dalam pernyataannya, kelompok Houthi mengecam serangan Israel yang disebut telah menghantam kawasan permukiman, fasilitas ekonomi, serta infrastruktur sipil di Yaman. Mereka menilai aksi tersebut sebagai “serangan brutal terhadap rakyat Yaman” yang akan dihadapi dengan keteguhan dan ketahanan.
Kelompok bersenjata itu juga menyebut kematian Al Ghamari sebagai pengorbanan besar bagi perjuangan mereka. Menurut Houthi, keberhasilan pasukan Yaman dalam operasi darat dan laut tidak akan tercapai tanpa “bimbingan, dedikasi, dan pengorbanan” para komandan seperti Al Ghamari.
Selama kampanye militernya, Houthi mengklaim telah melancarkan 758 operasi dengan 1.835 amunisi, termasuk drone dan rudal, dalam upaya menekan Israel dan sekutunya.
Pemimpin Houthi: Perjuangan Belum Berakhir
Dalam pidato televisinya, Pemimpin Houthi Abdel-Malik Al Houthi memuji Al Ghamari sebagai sosok penting dalam operasi militer Yaman yang mendukung perjuangan rakyat Palestina di Gaza.
Ia menegaskan bahwa para pemimpin militer seperti Al Ghamari telah mempersembahkan hidup mereka “sebagai pengorbanan kepada Tuhan” dalam perjuangan melawan agresi Israel.
Al Houthi juga menuding Amerika Serikat berupaya mengisolasi Palestina, namun menegaskan bahwa Yaman akan tetap melanjutkan dukungannya terhadap Gaza. “Kematian Al Ghamari tidak akan menghentikan perjuangan kami,” ujarnya tegas, dikutip dari Al Jazeera.
Israel Klaim Bertanggung Jawab
Dari pihak Israel, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant Katz, menegaskan bahwa serangan udara di ibu kota Sanaa menewaskan Al Ghamari. Ia menyebut operasi tersebut sebagai bagian dari langkah Israel menghadapi ancaman dari kelompok Houthi.
“Kami akan melakukan hal yang sama terhadap setiap ancaman di masa depan,” tulis Katz dalam unggahan di media sosialnya.
Serangan yang menewaskan Al Ghamari terjadi enam hari setelah gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas di Gaza yang ditengahi oleh Amerika Serikat.
Konflik Masih Membara
Meski gencatan senjata disepakati, ketegangan tetap tinggi. Israel telah melancarkan agresi ke Gaza sejak Oktober 2023, yang menewaskan hampir 68.000 warga Palestina. Sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, kelompok Houthi kerap meluncurkan serangan drone dan rudal ke wilayah Israel serta menargetkan kapal-kapal Israel di Laut Merah.
Kini, dengan tewasnya Al Ghamari, konflik antara Israel dan Houthi diprediksi akan semakin memanas, menandai babak baru dalam krisis Timur Tengah yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Sumber: CNN Indonesia
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com