Jangan Larang Anak Makan Berantakan, Ini Manfaat Penting Messy Eating untuk Tumbuh Kembangnya

Last Updated: 12 November 2025By Tags: , , ,

Banyak orang tua merasa gemas sekaligus kewalahan saat melihat anak makan dengan cara berantakan. Meja, lantai, bahkan pakaian sering kali penuh noda makanan. Tak jarang muncul kekhawatiran bahwa si kecil tidak mendapatkan cukup asupan karena banyak makanan yang terbuang.

Namun, jangan terlalu khawatir. Fase makan berantakan atau messy eating ternyata merupakan bagian alami dari proses tumbuh kembang anak. Menurut dr. Miza Afrizal Azwir, Sp.A, Bmedsci.Mkes, bayi sudah mulai memasuki fase oral sejak usia tiga bulan, di mana mereka belajar mengenali rasa, tekstur, dan respons terhadap berbagai hal di sekitarnya.

“Bayi menggigit dan menjilat bukan semata karena lapar, melainkan karena sedang bereksplorasi dan belajar. Mulut menjadi jendela dunia bagi mereka pada masa itu,” jelas dr. Miza melalui unggahan di Instagram.

Manfaat Messy Eating untuk Anak

1. Mengurangi Risiko Picky Eater

Makan berantakan dapat menjadi bentuk permainan multisensori yang membantu anak mengenal makanan dari berbagai aspek. Mereka tidak hanya makan, tapi juga menyentuh, meremas, mencium, dan melihat bentuk makanan.

Proses ini membuat anak lebih akrab dengan berbagai aroma dan tekstur, sehingga menurunkan risiko menjadi pemilih makanan (picky eater). Penelitian menunjukkan, anak dengan kemampuan sensorik yang baik cenderung lebih terbuka terhadap makanan baru.

Dengan membiarkan anak bereksperimen, mereka belajar menerima beragam jenis makanan tanpa penolakan berlebih.

2. Melatih Koordinasi Tangan dan Mulut

Aktivitas messy eating juga melatih koordinasi antara tangan dan mulut. Saat anak mengambil, meremas, lalu memasukkan makanan ke mulut, mereka sedang mengasah keterampilan motorik halus dan oral, seperti gerakan lidah, bibir, dan rahang.

Proses ini sangat penting dalam membentuk kemampuan makan mandiri (self-feeding) sekaligus memperkuat kontrol gerakan. Selain itu, anak akan lebih terbiasa dengan makanan yang memiliki bentuk dan tekstur berbeda.

3. Mengenal Berbagai Tekstur Makanan

Ketika anak makan dengan cara berantakan, sebenarnya mereka sedang belajar banyak hal. Melalui sentuhan tangan, anak mulai memahami perbedaan tekstur, apakah halus, lengket, atau renyah.

Semakin sering anak bereksplorasi dengan makanan, semakin mudah bagi mereka menerima jenis makanan baru tanpa drama di meja makan.

Meski begitu, dr. Miza mengingatkan agar orang tua tetap memperhatikan kebersihan selama proses eksplorasi ini. Ada kemungkinan masuknya kuman, bakteri, atau alergen saat anak bermain dengan makanan.

“Pastikan untuk selalu mencuci tangan dan membersihkan mulut anak setelah mereka selesai makan atau bereksplorasi,” tambahnya.

Sumber: Kumparan News

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment