Jejak 01 – Langit Jakarta Tak Selalu Biru, Tapi Mimpi Tetap Tumbuh

Ketika melaksanakan pengabdian sebagai Tutor Inspiratif di Pena Merdesa, Jakarta Selatan. Di lokasi itu, hanya berjarak beberapa kilometer dari kawasan bisnis yang sibuk, saya bertemu dengan anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang jauh dari kata ideal. Rumah mereka berdiri di lahan sempit, sebagian besar berdinding triplek dan beratap seng. Namun, semangat mereka untuk belajar sangat besar. Mereka datang membawa semangat dan senyuman, meskipun dengan fasilitas yang terbatas.

Sebagai tutor inspiratif, saya mendampingi anak-anak dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung untuk terus belajar dan berani bermimpi. Saya memperkenalkan metode pembelajaran yang menyenangkan mulai dari permainan edukatif, cerita bergambar, hingga aktivitas kelompok seperti membuat kincir angin dari origami. Di ruang belajar yang sederhana itu, saya menyaksikan bahwa harapan tak pernah benar-benar padam. Di mata mereka, saya melihat impian-impian besar yang hanya perlu dipupuk dengan kesempatan dan kepedulian.
Pengalaman ini menyadarkan saya bahwa kesenjangan sosial bukan sekadar angka dalam statistik atau lembar laporan ekonomi. Ia nyata terlihat dari bagaimana satu anak harus berbagi pensil dengan adiknya, atau dari cerita seorang ibu yang harus memilih antara membeli beras atau membayar biaya sekolah. Namun, saya juga belajar bahwa harapan dan semangat bisa tumbuh dari tempat-tempat paling sederhana, selama masih ada ruang untuk belajar dan orang-orang yang mau hadir, mendengar, serta peduli.
Sumber : Diah Ayu Retnowati (20230502143), Mahasiswa FIKOM Universitas Esa Unggul
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com