Jejak 02 – Langkah Kecil di Ujung Jakarta: Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara

Last Updated: 29 Mei 2025By Tags: ,

Kepulauan Seribu adalah salah satu kabupaten administratif di Provinsi DKI Jakarta yang terletak di Laut Jawa, tepat di utara ibu kota. Meskipun terdiri dari lebih dari 100 pulau, Kepulauan Seribu tetap menjadi bagian dari Jakarta, dengan keunikan tersendiri dalam aspek budaya, ekonomi, dan kehidupan sosial. Salah satu pulau yang terkenal di kawasan Kepulauan Seribu adalah Pulau Panggang, yang terletak di wilayah Kepulauan Seribu Utara. Masyarakat yang tinggal di Pulau Panggang sebagian besar berasal dari suku Bugis, yang memiliki budaya maritim yang sangat kuat. Kehidupan sehari-hari mereka erat kaitannya dengan laut dan perikanan. Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar yang umum digunakan di pulau ini, menjadikannya sebagai jembatan komunikasi antar generasi.

Melaksanakan kegiatan pengabdian di Pulau Panggang memberi saya kesempatan yang sangat berharga untuk tidak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat setempat, tetapi juga untuk belajar banyak hal dari pengalaman tersebut. Di sana, saya merasakan langsung kehidupan masyarakat yang sederhana namun penuh semangat, meskipun mereka tinggal di daerah yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Kegiatan pengabdian ini mengajarkan saya banyak hal tentang ketahanan masyarakat, kebersamaan, dan semangat untuk berkembang meskipun dalam keterbatasan.

Di pulau ini, saya bertemu dengan teman-teman yang berasal dari berbagai latar belakang baik dari sisi pendidikan, profesi, maupun tempat tinggal. Kami semua datang dengan tujuan yang sama, yaitu memberi kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak di sana untuk belajar dan berkembang. Apa yang membuat pengalaman ini semakin berharga adalah kesempatan untuk berbagi perspektif dan saling bertukar pemikiran. Setiap teman yang saya temui membawa cara pandang yang berbeda tentang bagaimana kita bisa memberikan dampak positif, yang membuat kegiatan pengabdian ini semakin kaya maknanya. Kami tidak hanya bekerja untuk memberi, tetapi juga untuk belajar dan berkolaborasi dalam menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat di Pulau Panggang.

Usia muda adalah masa yang penuh dengan kesempatan untuk berkelana, menjelajahi berbagai sudut dunia, dan menciptakan dampak bagi masyarakat. Melalui kegiatan pengabdian ini, saya menyadari bahwa tidak ada kesempatan yang lebih berharga selain menggunakan waktu muda kita untuk memberi manfaat kepada sesama. Tidak peduli seberapa besar atau kecil dampak yang kita buat, setiap langkah yang kita ambil untuk membantu orang lain adalah langkah menuju perubahan positif. Bagi saya, pengalaman ini membuktikan bahwa perubahan yang besar sering kali dimulai dari tindakan-tindakan kecil yang kita lakukan bersama.

Di tengah kehidupan yang serba cepat dan fokus pada pencapaian pribadi, saya menemukan makna lain dari “berhasil” yaitu ketika kehadiran kita menjadi harapan bagi orang lain. Melalui pengabdian ini, saya semakin percaya bahwa keberhasilan bukan hanya soal prestasi akademik atau karier, tetapi juga soal keberanian untuk hadir, mendengar, dan memberi. Karena sejatinya, dampak tidak selalu diukur dari besarnya program, tetapi dari keikhlasan dan kebermanfaatan yang lahir dari setiap perjumpaan.

Sumber : Diah Ayu Retnowati (20230502143), Mahasiswa FIKOM Universitas Esa Unggul

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

10 Comments

  1. Brian Pratana Hia 1 Juni 2025 at 23:18 - Reply

    Dalam membaca artikel ini saya mendapatkan suatu makna yaitu bahwa kita sebagai generasi yang akan melanjutkan harus bisa menciptakan dampak yang besar bagi masyarakat, untuk bisa hadir, mendengar, dan memberi kepada orang lain yang lebih membutuhkan dengan ini kita baru bisa kita “berhasil” dalam membuat perubahan yang besar di masyarakat.

  2. Cindy Aurelya Shakilla 3 Juni 2025 at 13:27 - Reply

    Artikel tentang pengalaman pengabdian di Pulau Panggang ini sangat menyentuh dan memberikan perspektif baru tentang arti keberhasilan dan makna hidup yang sesungguhnya. Kisah tentang masyarakat suku Bugis yang sederhana namun penuh semangat, serta kolaborasi para relawan dari berbagai latar belakang, menunjukkan bahwa perubahan positif bisa dimulai dari langkah kecil yang tulus. Saya terinspirasi oleh bagaimana penulis menekankan pentingnya kehadiran, mendengar, dan memberi sebagai bentuk keberhasilan yang sejati, bukan hanya pencapaian materi atau karier. Artikel ini mengajak kita untuk lebih menghargai nilai kebersamaan dan kontribusi nyata bagi sesama, terutama di tengah kesibukan hidup modern.

  3. Ayu Oktaviani 3 Juni 2025 at 13:29 - Reply

    Artikel yang dimana ceritanya bukan cuma soal perjalanan ke Pulau Panggang, tapi juga soal bagaimana pengalaman itu bikin kita jadi lebih sadar akan pentingnya hadir dan berbagi dengan orang lain. Walaupun Pulau Panggang itu kecil dan jauh dari hiruk-pikuk kota, justru di sanalah kita ketemu banyak pelajaran hidup mulai dari budaya lokal, semangat masyarakatnya, sampai arti dari kerja sama dan kebersamaan.

    Sering kali kita mikir sukses itu soal gelar, kerjaan, atau pencapaian pribadi. Tapi di sini, sukses dilihat dari hal yang lebih sederhana tapi dalem ketika kehadiran kita bisa jadi harapan buat orang lain. Dan itu nggak harus lewat hal besar. Kadang ngobrol, bantu sedikit, atau cuma mau dengerin aja udah cukup buat kasih dampak.

  4. Arni Restu Anggraeni 3 Juni 2025 at 14:05 - Reply

    Artikel ini sungguh menginspirasi! Pengalaman pengabdian di Pulau Panggang tidak hanya menunjukkan sisi kemanusiaan dan kepedulian sosial, tetapi juga menggambarkan bagaimana kehadiran anak muda bisa membawa dampak nyata bagi masyarakat. Cerita ini mengajarkan bahwa belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi juga dari kehidupan sehari-hari dan interaksi langsung dengan masyarakat. Saya sangat terkesan dengan semangat kolaborasi, rasa kebersamaan, dan nilai-nilai ketulusan yang ditonjolkan. Semoga lebih banyak generasi muda yang tergerak untuk ikut serta dalam kegiatan serupa dan menyadari bahwa menjadi bermanfaat bagi sesama adalah bentuk keberhasilan yang sesungguhnya. Terima kasih telah berbagi kisah yang begitu penuh makna!

  5. Siti Nasrotul Ilmiah 3 Juni 2025 at 14:13 - Reply

    seru sekali kegiatan nya dan menyenangkan, bisa menambah ilmu dan pengalaman, ingin rasanya saya ikut kegiatan itu

  6. Anisah Dwi Aqilah 3 Juni 2025 at 14:16 - Reply

    Kadang, kita pergi untuk memberi tapi pulang justru dengan hati yang lebih penuh. Pulau panggang bukan cuma tempat pengabdian, tapi juga ruang belajar tentang makna hadir, berbagi dan tumbuh bersama.

  7. Nisa Pebriyani 3 Juni 2025 at 14:22 - Reply

    Menarik sekali mengetahui bahwa sebagian besar penduduknya berasal dari suku Bugis, dengan budaya maritim yang kental. Kehidupan sehari-hari mereka yang erat kaitannya dengan laut dan perikanan memberikan nuansa unik di tengah hiruk-pikuk kota besar. Terima kasih telah membagikan informasi berharga ini; saya jadi semakin tertarik untuk mengunjungi Pulau Panggang dan merasakan langsung keindahan serta keunikannya.

  8. Anni Rahmawati 3 Juni 2025 at 14:42 - Reply

    Wah, artikel ini keren banget! 😍 Pulau Panggang di Kepulauan Seribu Utara ternyata punya pesona yang luar biasa. Dari keindahan alamnya yang masih alami, kehidupan masyarakat lokal yang unik, hingga potensi wisata yang belum banyak diketahui orang. Bener-bener hidden gem di ujung Jakarta! Cocok banget buat yang pengen healing sambil eksplor budaya lokal

  9. Auliana Rahma Sutisna 3 Juni 2025 at 14:46 - Reply

    Wah, keren banget nih ceritanya! Artikelnya bikin terinspirasi buat ngabdi ke masyarakat, apalagi di Pulau Panggang yang unik. Setuju banget sama pesannya, “keberhasilan bukan cuma soal prestasi, tapi juga kepedulian”. Jadi semangat buat berbuat baik!

  10. Lestari Ayu 25 Juni 2025 at 13:46 - Reply

    Wah, seru banget! Pasti jadi pengalaman berharga bisa hidup bareng warga pulau dan belajar budaya mereka langsung.

Leave A Comment