Kabut Tebal dan Medan Terjal Persulit Penyelamatan di Rinjani

Last Updated: 24 Juni 2025By Tags: ,

Evakuasi Wisatawan Brazil yang Jatuh di Gunung Rinjani Terkendala Cuaca Ekstrem

Lombok, 24 Juni 2025 — Upaya evakuasi seorang wisatawan asal Brazil yang mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Namun, kondisi cuaca di lokasi yang berubah dengan cepat menjadi tantangan utama dalam proses penyelamatan.

Menurut Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Yusron Hadi, tim SAR gabungan telah melakukan berbagai langkah untuk mengevakuasi korban yang jatuh ke jurang sedalam ratusan meter. Pemerintah Provinsi NTB juga mempertimbangkan penggunaan helikopter sebagai opsi alternatif jika cuaca memungkinkan.

“Tim penyelamat akan melanjutkan misi hari ini. Semoga proses evakuasi dapat segera dilakukan,” ujar Yusron di Mataram, Selasa (24/6). Ia menambahkan bahwa kabut tebal dan kondisi cuaca ekstrem menjadi hambatan serius yang memperlambat proses penyelamatan.

Terkait kondisi wisatawan bernama JDSP (27), Yusron menyampaikan bahwa hingga kini belum dapat dipastikan keadaannya. Minimnya visibilitas dan cuaca yang tidak stabil menyulitkan tim untuk melakukan konfirmasi langsung.

“Kami belum bisa memastikan kondisi korban karena kabut tebal dan cuaca di lokasi berubah sangat cepat. Kami terus berharap yang terbaik agar proses evakuasi berjalan lancar,” imbuhnya.

Sebelumnya, Tim SAR gabungan telah berhasil menemukan lokasi jatuhnya korban pada Senin pagi (23/6) sekitar pukul 07.05 WITA, berjarak sekitar 500 meter dari titik awal insiden. Korban terdeteksi melalui bantuan drone thermal di sekitar area Cemara Nunggal.

Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, mengungkapkan bahwa korban terpantau dalam kondisi tidak bergerak berdasarkan hasil visual dari drone. “Kami berhasil menemukan titik jatuhnya survivor menggunakan bantuan drone thermal, namun medan yang terjal dan kabut tebal sangat menyulitkan,” jelasnya.

Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025, ketika JDSP tengah mendaki menuju puncak Gunung Rinjani. Saat itu, korban terjatuh ke jurang dalam di tengah pendakian.

Operasi penyelamatan melibatkan berbagai unsur dari Kantor SAR Mataram, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD Lombok Timur, Unit SAR Lombok Timur, Emergency Medical Help Center (EMHC), petugas pemadam kebakaran, relawan Rinjani, porter lokal, serta instansi terkait lainnya.

Upaya gabungan ini menunjukkan komitmen semua pihak dalam menangani insiden di kawasan wisata alam yang memiliki tingkat risiko tinggi. Pemerintah daerah terus memantau perkembangan dan mendukung penuh proses evakuasi hingga tuntas.

Sumber : Antara.com

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment