Kapal Perang Kelas Makassar: Tulang Punggung Operasi Amfibi dan Kemanusiaan TNI AL
Kapal perang kelas Makassar menjadi salah satu aset strategis TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam mendukung operasi militer dan misi kemanusiaan. Dirancang sebagai kapal jenis Landing Platform Dock (LPD), kelas Makassar memiliki kemampuan multifungsi yang memungkinkan pengangkutan pasukan, kendaraan tempur, serta dukungan logistik dan medis.
Proyek pembangunan kapal ini dimulai pada tahun 2004 melalui kerja sama antara PT PAL Indonesia dan galangan kapal Daesun Shipbuilding & Engineering Co. dari Korea Selatan. Empat unit pertama terdiri dari KRI Makassar (590) dan KRI Surabaya (591) yang dibangun di Korea Selatan, serta KRI Banjarmasin (592) dan KRI Banda Aceh (593) yang dibangun di galangan PT PAL di Surabaya.
Kapal kelas Makassar memiliki panjang sekitar 122 meter dan lebar 22 meter, dengan daya angkut hingga 7.300 ton. Kapasitasnya mencakup pengangkutan 500–600 personel, 15–20 unit kendaraan tempur, dua helikopter, serta 2–4 kapal pendarat (LCU) di dalam well deck-nya.
Selain empat unit awal, TNI AL juga mengoperasikan KRI Semarang (594), yang dikonfigurasi sebagai kapal rumah sakit untuk misi kemanusiaan dan bantuan bencana. Kapal ini diluncurkan pada 21 Januari 2019 dan dibangun oleh PT PAL Indonesia.
Keberadaan kapal kelas Makassar memperkuat kemampuan proyeksi kekuatan TNI AL, baik dalam operasi militer maupun penanggulangan bencana. Dengan desain modular dan kemampuan angkut yang besar, kapal ini menjadi andalan dalam menjaga kedaulatan dan memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah maritim Indonesia.
Baca Selengkapnya Di https://aruna9news.com/