Pernah bertanya-tanya mengapa lampu kabin pesawat selalu diredupkan saat proses lepas landas atau pendaratan? Ternyata, prosedur ini bukan sekadar kebiasaan rutin, melainkan bagian dari standar keselamatan penerbangan yang diterapkan secara global. Siapa yang menjelaskan? Seorang pramugari bernama Barbara Bacilieri, atau yang akrab disapa Barbie Bac, membagikan penjelasannya melalui kanal YouTube miliknya yang telah diikuti lebih dari 2,6 juta orang.

Kapan dan di mana peristiwa ini terjadi? Prosedur peredupan lampu dilakukan di seluruh dunia pada fase kritis penerbangan, yakni saat pesawat akan take off atau landing. Apa alasannya? Bac menjelaskan bahwa peredupan cahaya membantu mata penumpang menyesuaikan diri dengan kondisi pencahayaan luar yang mungkin gelap, terutama jika terjadi keadaan darurat. Adaptasi ini sangat penting agar penumpang bisa segera bereaksi tanpa hambatan visual saat evakuasi diperlukan.

Mengapa hal ini penting? Selain untuk adaptasi mata, lampu yang diredupkan juga membuat jalur evakuasi darurat yang berada di lantai kabin tampak lebih terang dan jelas. Hal ini memudahkan penumpang menemukan jalan keluar, terutama dalam situasi pesawat gelap akibat padamnya listrik atau kondisi darurat lain seperti asap.

Bagaimana proses ini membantu kru pesawat? Pantulan cahaya di jendela akan berkurang saat lampu diredupkan, sehingga kru dan penumpang dapat melihat kondisi di luar lebih baik. Ini penting untuk mengidentifikasi potensi bahaya atau memastikan lingkungan sekitar cukup aman sebelum evakuasi dilakukan.

Selain aspek keselamatan, ada pula alasan teknis lainnya. Menurut Bac, peredupan lampu turut membantu menghemat daya listrik pesawat, yang pada fase kritis seperti take off dan landing sangat dibutuhkan untuk mendukung sistem utama penerbangan.

Dengan demikian, tindakan sederhana seperti meredupkan lampu kabin ternyata memiliki banyak fungsi vital dalam menjaga keselamatan seluruh penumpang dan kru pesawat.