Kulit Ikan Barakuda, dari Limbah Jadi Ikon Kuliner Berkelanjutan Asal Indramayu
Di tengah tren inovasi pangan lokal yang terus berkembang, muncul satu produk yang mencuri perhatian para pecinta kuliner sekaligus aktivis lingkungan: Forayya Fish Skin Katsuobushi. Camilan premium ini terbuat dari kulit ikan barakuda, hasil laut dari pesisir Indramayu yang sebelumnya hanya dianggap sebagai limbah tanpa nilai jual.
Selama bertahun-tahun, kulit ikan barakuda di tempat pelelangan Indramayu kerap dibuang begitu saja. Namun, sebuah wirausaha sosial yang berfokus pada inovasi pangan dan pemberdayaan masyarakat melihat potensi besar dari limbah ini. Melalui pendekatan berbasis teknologi dan misi sosial, mereka berhasil mengolah kulit ikan yang tebal dan kaya kolagen tersebut menjadi keripik renyah berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar nasional hingga internasional.
Keunikan Forayya Fish Skin terletak tidak hanya pada teksturnya yang garing dan rasanya yang khas, tetapi juga pada pendekatan gizi yang inovatif. Alih-alih menggunakan MSG, camilan ini menggunakan Hidrolisat Protein Ikan (HPI), teknologi pemecahan protein secara alami yang menghasilkan rasa umami dari asam amino glutamat. Hasilnya adalah rasa gurih otentik tanpa tambahan bahan sintetis maupun gluten.
Produk ini hadir dalam dua varian rasa, yakni original dan pedas, yang dipadukan dengan sentuhan katsuobushi, serutan ikan cakalang asap khas Jepang. Kombinasi ini menciptakan cita rasa unik yang membedakannya dari keripik kulit ikan lain di pasaran.
Lebih dari sekadar produk makanan, Forayya menjadi simbol nyata dari praktik ekonomi sirkular yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat kecil. Melalui program Berikanpreneur, Berikan Protein Initiative melatih para istri nelayan di Indramayu untuk menjadi produsen terampil. Mereka dibimbing tidak hanya dalam pengolahan bahan baku, tetapi juga dalam menjaga kualitas produk dan memasarkan hasil produksi secara digital.
Salah satu anggota kelompok perempuan produksi, Rosidah (45), mengungkapkan bahwa pelatihan ini telah membawa perubahan besar. “Dulu kami hanya bisa menggoreng kulit ikan seadanya. Sekarang kami bisa membuat produk berkualitas, punya nilai jual tinggi, dan bisa membantu biaya sekolah anak-anak,” ujarnya.
Inisiatif ini juga mendapatkan pengakuan internasional melalui pendanaan dari OCEAN Grant yang didukung oleh DEFRA UK. Program ini dinilai sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan limbah pesisir sekaligus pemberdayaan komunitas secara berkelanjutan.
Kini, Forayya Fish Skin telah tersedia di berbagai platform digital melalui Berikan Lokapasar seperti Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, dan situs resmi Berikan Protein. Produk ini tidak hanya menawarkan rasa yang lezat dan kandungan gizi yang tinggi, tetapi juga membawa pesan sosial yang kuat: bahwa limbah bisa disulap menjadi produk bernilai, dan perempuan pesisir bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
Dengan lahirnya Forayya dari kulit ikan barakuda, Indramayu tak hanya melahirkan camilan baru yang sehat dan lezat, tetapi juga ikon kuliner ramah lingkungan yang menginspirasi. Inilah bukti bahwa inovasi dan kepedulian sosial mampu mengubah sisa menjadi sesuatu yang istimewa.
Sumber: Suara News
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com