Lebih Baik Mandi di Pagi atau Malam Hari? Begini Penjelasan Ilmiahnya Mengenai Waktu Terbaik untuk Mandiri.
Mandi di Pagi Hari atau Malam Hari: Manakah yang Lebih Ideal Menurut Ilmu Pengetahuan?
Pertanyaan mengenai waktu terbaik untuk mandi—apakah pagi atau malam—telah lama menjadi bahan diskusi. Untungnya, pendekatan ilmiah mampu memberikan jawaban yang lebih objektif atas perdebatan ini.
Bagi mereka yang terbiasa mandi di pagi hari, alasan utamanya adalah karena mandi dapat memberikan kesegaran serta membantu tubuh lebih siap menjalani aktivitas sepanjang hari. Sebaliknya, para pendukung mandi malam meyakini bahwa membersihkan tubuh setelah seharian beraktivitas adalah langkah yang lebih tepat demi menjaga kebersihan.
Namun, kapan sebenarnya waktu yang paling tepat untuk mandi menurut sains?
Mengapa Mandi Itu Penting?
Sebelum menentukan kapan waktu terbaik untuk mandi, kita perlu memahami alasan mendasar mengapa mandi penting. Primrose Freestone, seorang dosen Mikrobiologi Klinis di University of Leicester, menekankan bahwa mandi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebiasaan menjaga kebersihan diri.
Aktivitas mandi berperan penting dalam menghilangkan kotoran, minyak, dan keringat dari permukaan kulit. Hal ini turut mencegah berbagai gangguan kulit seperti ruam dan infeksi. Selain itu, mandi juga membantu mengatasi bau badan.
“Banyak orang mengira bahwa bau badan muncul karena keringat, padahal penyebab utamanya adalah bakteri di permukaan kulit. Keringat yang baru saja keluar sebenarnya tidak memiliki bau,” ujar Freestone, dikutip dari Science Alert pada Sabtu (24/5/2025).
Bakteri yang hidup di kulit, seperti stafilokokus, memanfaatkan keringat sebagai sumber nutrisi. Ketika bakteri tersebut memecah senyawa dalam keringat, mereka menghasilkan senyawa sulfur bernama tioalkohol, yang menjadi penyebab bau tidak sedap pada tubuh.
Mandi Pagi vs Mandi Malam: Mana yang Lebih Baik?
Saat bangun tidur di pagi hari, tubuh kita telah mengumpulkan berbagai polutan dan alergen—seperti debu dan serbuk sari—yang mungkin terbawa saat tidur. Walaupun sebagian dari partikel ini bisa terhalang oleh pakaian, sebagian lainnya berpindah ke tempat tidur, termasuk seprai dan bantal.
Selain itu, produksi minyak dan keringat di siang hari juga mendukung perkembangan mikroorganisme pada kulit. Mikroorganisme ini bisa berpindah ke seprai saat tidur. Dengan demikian, mandi malam dapat membantu mengangkat kotoran, minyak, dan alergen yang menempel setelah aktivitas seharian, sehingga mengurangi risiko kontaminasi pada tempat tidur.
Namun, Freestone juga mencatat bahwa tubuh manusia tetap bisa berkeringat pada malam hari, tak peduli seberapa rendah suhu ruangan. Keringat tersebut akan dimanfaatkan mikroba sebagai makanan, menyebabkan seprai kembali terkontaminasi oleh bakteri di pagi harinya.
Selain itu, meskipun mandi malam membantu membersihkan tubuh, proses alami pengelupasan sel-sel kulit tetap terjadi saat tidur. Sel-sel kulit mati ini menjadi sumber makanan bagi tungau debu, dan kotoran yang dihasilkan tungau bisa menimbulkan alergi atau memperparah gejala asma.
“Jika seprai jarang dicuci, maka sel-sel kulit mati bisa menumpuk dan menjadi sumber makanan tungau debu. Limbah tungau ini sangat alergenik,” jelas Freestone.
Sebaliknya, mandi di pagi hari dapat menghilangkan keringat, sel kulit mati, dan bakteri yang mungkin menempel selama semalaman tidur. Oleh karena itu, dari sudut pandang mikrobiologi, Freestone secara pribadi lebih menyarankan mandi di pagi hari.
Namun, ia juga menekankan bahwa waktu mandi terbaik tetap bergantung pada preferensi masing-masing individu.
“Yang terpenting adalah menyadari bahwa efektivitas mandi tidak hanya ditentukan oleh waktu mandi saja, tetapi juga oleh kebiasaan kebersihan lain seperti seberapa rutin Anda mencuci seprai,” tambahnya.
Menurut Freestone, menjaga kebersihan seprai dan sarung bantal merupakan bagian penting dari perawatan kebersihan secara keseluruhan. Ia menyarankan untuk mencucinya minimal satu kali dalam seminggu guna menghilangkan akumulasi keringat, bakteri, minyak, dan sel kulit mati yang dapat berdampak pada kesehatan kulit dan pernapasan.
Kesimpulan: Pagi atau Malam, Sama-Sama Bermanfaat
Baik mandi pagi maupun malam hari memiliki kelebihan masing-masing. Di wilayah tropis seperti Indonesia, dengan suhu dan kelembapan yang tinggi, mandi dua kali sehari telah menjadi kebiasaan yang wajar bagi banyak orang.
Namun demikian, menjaga kebersihan tidak hanya berhenti di kamar mandi. Kebersihan tempat tidur, terutama seprai dan bantal, juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, terutama kulit dan sistem pernapasan.
Sumber : detikedu
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com