Teh hijau, yang berasal dari daun Camellia sinensis yang tidak teroksidasi, mengandung antioksidan dan polifenol bermanfaat. Meskipun konsumsi teh hijau tinggi di negara-negara tertentu dikaitkan dengan tingkat kanker yang lebih rendah, bukti ilmiah tentang kaitannya dengan pengurangan risiko kanker secara keseluruhan masih tidak konsisten. Sebuah tinjauan 2020 terhadap 142 studi melibatkan 1,1 juta responden, namun hasilnya terbatas. Ekstrak polifenol teh hijau, ketika digunakan secara topikal, dapat melindungi kulit dari radiasi UVB dan berpotensi membantu mencegah kanker kulit. Selain itu, teh hijau juga mendukung sistem imun berkat antioksidan dan vitaminnya.
Mencegah Diabetes dan Menjaga Kadar Gula Darah
Tinjauan 2020 menyimpulkan bahwa konsumsi teh hijau dapat menurunkan kolesterol total dan kolesterol lipoprotein densitas rendah pada orang dengan berat badan sedang hingga obesitas, meskipun penulis menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih beragam. Studi mengenai hubungan teh hijau dengan diabetes juga menunjukkan hasil yang bervariasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2. Sebuah studi di China mengaitkan konsumsi teh hijau harian dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 dan kematian pada penderita diabetes. Tinjauan 2017 juga mengaitkan teh hijau dalam diet Mediterania dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan hubungan tersebut.