Mengapa Usus Dijuluki Otak Kedua? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Last Updated: 21 Agustus 2025By Tags: , ,

Tahukah Anda bahwa usus kerap disebut sebagai “otak kedua”? Julukan ini bukan sekadar ungkapan, melainkan didasari oleh fakta ilmiah yang menunjukkan betapa kompleks dan pentingnya fungsi usus dalam tubuh manusia. Lebih dari sekadar organ pencernaan, usus memiliki sistem saraf tersendiri yang dapat bekerja secara independen, bahkan mampu memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental kita.

Salah satu alasan utama usus disebut otak kedua adalah keberadaan sistem saraf enterik (enteric nervous system/ENS). Sistem ini merupakan jaringan neuron yang sangat luas, tertanam di dinding saluran pencernaan, dan terdiri dari berbagai jenis neuron seperti sensorik, motorik, dan interneuron. ENS tersusun atas dua pleksus utama—pleksus mienterikus yang mengontrol gerakan otot usus, serta pleksus submukosa yang mengatur aliran darah dan sekresi. Keunikan ENS adalah kemampuannya untuk bekerja tanpa arahan dari sistem saraf pusat (SSP), memungkinkan usus memproses informasi, mengambil keputusan, dan menghasilkan respons seperti gerakan peristaltik secara mandiri.

Komunikasi antara usus dan otak berlangsung dua arah melalui apa yang disebut sebagai sumbu usus-otak (gut-brain axis). Hubungan ini mencakup jalur saraf, sistem hormonal, dan komponen kekebalan tubuh. Salah satu saraf utama yang terlibat adalah saraf vagus, yang menjadi penghubung utama antara ENS dan otak. Dalam interaksi ini, usus tidak hanya menerima perintah dari otak, tetapi juga mengirimkan sinyal balik yang bisa memengaruhi emosi dan fungsi kognitif. Contohnya, ketika usus mendeteksi racun atau perubahan kadar nutrisi, informasi tersebut dikirim ke otak untuk menghasilkan reaksi seperti rasa mual atau muntah.

Usus juga berperan dalam produksi berbagai neurotransmiter, yaitu senyawa kimia yang penting untuk fungsi sistem saraf. Menariknya, lebih dari 90 persen serotonin—neurotransmiter yang berpengaruh pada suasana hati, tidur, dan nafsu makan—diproduksi di usus. Selain itu, usus juga menghasilkan GABA (gamma-aminobutyric acid), yang berperan dalam meredakan kecemasan. Peran mikrobioma usus dalam proses ini sangat vital. Triliunan mikroorganisme yang hidup di dalam usus menghasilkan berbagai metabolit, termasuk asam lemak rantai pendek, yang bisa berdampak langsung pada fungsi otak. Ketidakseimbangan mikrobioma bahkan dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, hingga penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Selain fungsi neurologis, usus juga menjadi komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika terjadi ketidakseimbangan mikrobioma atau gangguan pada jalur komunikasi antara otak dan usus, hal ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari sindrom iritasi usus besar, obesitas, diabetes, hingga gangguan mental. Para peneliti menemukan bahwa penggunaan probiotik dapat membantu mengembalikan keseimbangan mikroba di usus, yang berdampak positif pada kondisi fisik dan mental seseorang. Temuan ini menegaskan bahwa menjaga kesehatan usus bukan hanya soal pencernaan, tetapi juga kunci penting bagi kesehatan secara menyeluruh.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan usus. Pertama, kelola stres dengan baik. Stres kronis dapat mengganggu keseimbangan mikroba di usus. Aktivitas seperti meditasi, jalan santai, pijat, tertawa, yoga, berinteraksi dengan hewan peliharaan, hingga menghabiskan waktu bersama orang terdekat, bisa menjadi pilihan efektif. Kedua, konsumsi makanan kaya polifenol seperti buah, sayur, teh, kopi, dan anggur yang membantu mendukung mikrobioma usus. Makanan tinggi serat juga sangat dianjurkan, termasuk biji-bijian, kacang-kacangan, dan legum.

Selain itu, bawang putih dikenal mampu meningkatkan keanekaragaman mikroba usus dan mendukung pertumbuhan bakteri baik. Konsumsi makanan fermentasi seperti kimchi, yoghurt, sauerkraut, dan kefir juga penting sebagai sumber probiotik alami. Tak kalah penting, makanan yang mengandung kolagen seperti kaldu tulang dan kulit ikan salmon dapat memperkuat lapisan usus dan meningkatkan kesehatannya.

Dengan memahami peran besar usus terhadap sistem saraf, imunitas, hingga kesehatan mental, tidak mengherankan jika organ ini dijuluki sebagai otak kedua. Menjaga kesehatan usus adalah langkah esensial dalam merawat tubuh dan pikiran secara menyeluruh.

Sumber: IDN News

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment