Mood Nol, Semangat Tipis: Seberapa Manjur Olahraga Saat Mager?

Bagi banyak orang yang sibuk sepanjang minggu, akhir pekan menjadi waktu terbaik untuk berolahraga. Namun keinginan untuk bermalas-malasan sering kali lebih kuat daripada niat untuk bergerak aktif.
Memaksa diri berolahraga saat sedang tidak bersemangat ternyata memiliki sisi positif dan negatif. Meski begitu, para ahli menilai bahwa sedikit memaksakan diri biasanya memberikan lebih banyak manfaat.
Rasa malas ini sering muncul di pagi hari setelah bangun tidur dan disebut sebagai mental block. Jika berhasil dilampaui, manfaatnya bisa lebih besar.
Menurut personal trainer Alana Murin, saat seseorang mulai berolahraga meski sedang letih atau tidak mood, tubuh akan melepaskan hormon seperti endorfin, serotonin, dan dopamin. Hormon-hormon ini berperan meningkatkan rasa bahagia dan membantu meredakan stres—efek yang serupa dengan rebahan, tetapi dengan dampak yang lebih positif.
Namun jika olahraga tetap terasa membosankan, kemungkinan penyebabnya adalah rutinitas yang monoton. Untuk mengatasi hal ini, para ahli menyarankan mencoba jenis olahraga baru. Meski manfaatnya bisa berbeda dari olahraga yang biasa dilakukan, tetap jauh lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali.
Ahli kebugaran Penny Weston menyebutkan banyak pilihan latihan yang bisa dicoba, mulai dari trampolin, boxing, Zumba, hingga berenang di air tawar.
Berbeda halnya jika rasa malas disebabkan kondisi fisik yang benar-benar lelah, seperti nyeri otot setelah latihan berat. Dalam situasi seperti ini, istirahat justru lebih penting.
Personal trainer James Brady menegaskan bahwa pegal menyeluruh adalah sinyal tubuh untuk beristirahat. Jika sinyal ini diabaikan dan tetap memaksakan diri berolahraga, risiko yang muncul adalah kelelahan fisik dan mental atau fatigue.
sumber: detikHealth
berita selengkapnya bisa anda lihat di aruna9news.com











