Motoris Resah, Beberapa SPBU Shell dan BP-AKR Laporan Kehabisan BBM
Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, khususnya Shell dan BP-AKR, dilaporkan mengalami kelangkaan pasokan bahan bakar dalam beberapa hari terakhir. Beberapa SPBU bahkan kehabisan stok bensin, sehingga layanan pengisian terpaksa dibatasi dan jam operasional ikut dipangkas.
Kondisi ini memicu keresahan di kalangan motoris dan pengguna kendaraan roda empat. Banyak di antara mereka yang terbiasa mengandalkan SPBU Shell atau BP-AKR sebagai alternatif Pertamina harus rela antre panjang, bahkan berputar ke beberapa titik SPBU karena stok yang kosong.
Gangguan ini diduga kuat terkait adanya hambatan impor atau pembatasan kuota impor bahan bakar yang dialami kedua perusahaan. Seperti diketahui, sebagian besar pasokan BBM non-subsidi dari Shell maupun BP-AKR memang masih bergantung pada impor. Ketika distribusi global terganggu atau ada keterbatasan kuota masuk ke Indonesia, dampaknya langsung dirasakan konsumen.
Seorang pengguna motor di kawasan Jakarta Selatan mengaku sempat kerepotan. “Biasanya saya isi Shell Super, tarikan motor lebih enteng dan mesinnya halus. Tapi kemarin saya muter tiga SPBU, semuanya kosong. Akhirnya balik lagi isi di Pertamina,” ujarnya.
Kelangkaan ini cukup mengganggu, terutama bagi pengguna motor matic dan mobil harian yang memilih BBM dari Shell atau BP-AKR karena dianggap lebih stabil performanya. Selain masalah kenyamanan, beberapa pengendara juga khawatir soal efisiensi bahan bakar yang berbeda dari kebiasaan mereka.
Baca Juga Roller CVT Aus? Begini Dampaknya performa pada motor matic kamu
Di sisi lain, SPBU Pertamina menjadi tujuan utama saat ini. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan antrean panjang di sejumlah titik, terutama untuk BBM non-subsidi yang kualitasnya setara.
Shell Indonesia dan BP-AKR menegaskan bahwa kondisi ini bersifat sementara. Pihak perusahaan tengah melakukan langkah-langkah untuk menstabilkan distribusi dan mempercepat pasokan ke SPBU yang terdampak.
“Tim kami bekerja keras memastikan pasokan segera kembali normal. Kami tetap berkomitmen menyediakan bahan bakar yang berkualitas untuk konsumen di Indonesia,” demikian keterangan singkat dari Shell.
Pakar energi menilai kejadian ini menjadi peringatan bagi industri migas nasional. Ketergantungan tinggi terhadap impor membuat pasokan BBM non-subsidi rawan terganggu. “Konsumen yang paling dirugikan, padahal mereka memilih SPBU alternatif karena kualitas produk dan pelayanan,” jelas seorang analis energi.
Selain itu, kelangkaan ini juga menyoroti pentingnya diversifikasi pasokan energi dan peningkatan kapasitas kilang domestik. Dengan begitu, pasokan BBM bisa lebih stabil, tidak hanya bergantung pada arus impor.
Masyarakat berharap kondisi ini segera pulih agar mereka tetap punya pilihan dalam mengisi BBM. Kehadiran SPBU swasta seperti Shell dan BP-AKR selama ini dianggap sehat untuk persaingan harga sekaligus memberi standar pelayanan yang berbeda.
Jika kelangkaan ini berlangsung lama, ada risiko kepercayaan konsumen menurun. Namun selama perusahaan mampu mengatasi hambatan distribusi, Shell dan BP-AKR masih akan menjadi pilihan penting di samping Pertamina.
Sumber : The Jakarta Post
Berita selengkapnya bisa anda kunjungi aruna9news.com