Penemuan Mengejutkan Seorang Anak: Danau Tersembunyi di Gua yang Kini Disebut ‘The Lost Sea’
Penemuan “The Lost Sea”, Danau Bawah Tanah yang Ditemukan Bocah 13 Tahun Saat Bermain di Gua
Pada tahun 1950, seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun secara tak sengaja membuat penemuan yang mengejutkan dunia ketika sedang bermain di dalam sebuah gua yang dikenal sebagai Craighead Caverns. Saat itu, anak bernama Ben Sands tersebut tengah menjelajahi gua yang terletak di antara wilayah Sweetwater dan Madisonville, di negara bagian Tennessee, Amerika Serikat. Saat menyusuri gua, dia menemukan sebuah celah sempit yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya. Dengan keberanian dan rasa ingin tahu khas anak-anak, Sands merangkak masuk dan akhirnya menemukan sebuah danau luas tersembunyi jauh di bawah permukaan tanah.
Celah yang dijelajahinya kemudian menjadi pintu masuk menuju danau bawah tanah yang kini dikenal dengan nama “The Lost Sea” atau “Laut yang Hilang”. Danau ini kini diakui sebagai danau bawah tanah terbesar di Amerika Utara, bahkan termasuk salah satu yang terbesar di dunia.
Menurut laporan dari Live Science yang dirilis pada 12 Mei 2025, Craighead Caverns sebenarnya telah dikenal sejak lama, jauh sebelum penemuan danau tersebut. Kawasan ini dulunya merupakan tempat penting bagi suku asli Amerika, yakni Cherokee, yang sudah mengetahui keberadaan gua tersebut sejak zaman kuno. Berbagai peninggalan budaya seperti tembikar, mata panah, perhiasan, hingga senjata tradisional pernah ditemukan di area gua, khususnya di sebuah ruang yang kini dikenal sebagai “ruang dewan”. Lokasi ini terletak hampir satu mil dari pintu masuk utama gua, menandakan bahwa gua tersebut telah digunakan untuk berbagai aktivitas oleh masyarakat di masa lampau.
Tidak hanya itu, gua ini juga pernah menjadi tempat hidup seekor jaguar raksasa dari zaman Pleistosen, yang diperkirakan meninggalkan jejak di dalamnya sekitar 20.000 tahun silam.
Bagaimana The Lost Sea Ditemukan?
Pada hari penemuan itu, Ben Sands sedang bermain-main di dalam Craighead Caverns ketika ia menemukan lorong sempit seukuran ban sepeda. Ia merangkak sejauh sekitar 12 meter (40 kaki) melewati celah tersebut hingga akhirnya tiba di sebuah ruangan luas yang sebagian besar terisi oleh air. Ruangan yang ia temukan sangat besar hingga cahaya dari senter kecil miliknya tidak mampu menjangkau sisi-sisi dinding gua lainnya. Ruangan itu tampaknya belum pernah terlihat oleh mata manusia sebelumnya.
Sands mulai melemparkan bola-bola lumpur ke berbagai arah dengan harapan bisa mendapatkan pantulan suara dari dinding, namun yang ia dengar hanyalah suara percikan air yang menandakan betapa luasnya ruang tersebut. Saat itu, ia hanya bisa berdiri di air yang tingginya mencapai lututnya dan mengarungi ruangan sebisanya dengan pencahayaan terbatas. Area misterius yang ia temukan inilah yang kemudian dikenal luas sebagai The Lost Sea.
Pemandu wisata di Craighead Caverns, Savannah Dalton, dalam wawancara dengan CBS News pada 14 Agustus 2019 menjelaskan, “Danau itu ditemukan oleh Ben Sands, seorang bocah 13 tahun yang benar-benar merangkak melalui terowongan kecil dan masuk ke area danau.” Ia menambahkan bahwa penemuan tersebut pada awalnya tampak seperti ruang kecil, namun seiring penelusuran lebih lanjut, ternyata menyimpan jaringan danau yang sangat luas.
Dari Penemuan Tak Sengaja Menjadi Destinasi Wisata Populer
Penemuan ini membuka jalan bagi eksplorasi lebih dalam oleh para ahli dan penjelajah gua. Bertahun-tahun kemudian, kawasan danau bawah tanah ini akhirnya dibuka untuk umum dan diubah menjadi objek wisata yang menarik minat pengunjung dari berbagai belahan dunia. Kini, sekitar 150.000 wisatawan mendatangi The Lost Sea setiap tahunnya untuk melihat langsung keajaiban alam yang dahulu ditemukan oleh seorang anak kecil secara tak disengaja.
Habitat Baru untuk Ikan Trout
Menariknya, danau bawah tanah ini kini dihuni oleh sekitar 300 ekor ikan trout pelangi. Meskipun ikan-ikan ini bukan berasal dari ekosistem asli gua, mereka diperkenalkan setelah kawasan tersebut ditemukan. Tujuannya adalah agar ikan-ikan tersebut bisa membantu para peneliti menemukan kemungkinan jalur keluar lain atau ruangan tersembunyi di bawah air. Namun, karena telah berada di lingkungan gelap terlalu lama, ikan-ikan ini mulai kehilangan sebagian kemampuan penglihatan dan warna tubuhnya. Hal ini terjadi karena pencahayaan buatan di gua tidak mengandung sinar matahari alami, sehingga tubuh mereka tidak bisa mempertahankan pigmen warna seperti ikan-ikan di habitat terbuka.
Menurut Dalton, pencahayaan buatan dan kondisi unik lingkungan gua telah memengaruhi adaptasi biologis ikan-ikan tersebut. Mereka kini menjadi bukti hidup tentang bagaimana makhluk hidup dapat berubah ketika berada dalam kondisi ekstrem dan terisolasi dalam jangka panjang.
Eksplorasi danau yang Masih Berlanjut
Walaupun bagian permukaan danau telah berhasil dipetakan dan dijelajahi, sebagian besar wilayah bawah airnya masih menjadi misteri. Hingga kini, danau tersebut diketahui memiliki panjang sekitar 243 meter (800 kaki) dan lebar sekitar 67 meter (220 kaki). Namun para penyelam dan peneliti memperkirakan bahwa danau ini memiliki cabang-cabang bawah tanah yang lebih luas lagi. Sejauh ini, mereka telah berhasil memetakan lebih dari 5,2 hektar dari keseluruhan area air, namun ujung danau tersebut masih belum ditemukan.
Dengan kedalaman misterinya dan sejarah panjangnya, The Lost Sea tidak hanya menyimpan keindahan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan warisan budaya dan ilmiah yang kaya. Dari sebuah penemuan sederhana oleh anak kecil yang sedang bermain, danau bawah tanah ini kini menjadi salah satu ikon wisata alam paling menakjubkan di Amerika Serikat.
Sumber : Kompas.com
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com