Perlukah Timnas Indonesia Dilatih Sosok Tenar Lagi? PSSI Diminta Tak Gegabah Pilih Pelatih Baru

Last Updated: 23 Oktober 2025By Tags: , ,

Masa depan kursi pelatih Timnas Indonesia masih belum menemui titik terang. Sejak berpisah dengan Patrick Kluivert, publik terus menantikan langkah PSSI dalam menentukan juru taktik baru untuk skuad Garuda. Namun, muncul pertanyaan besar — apakah Timnas benar-benar membutuhkan pelatih berstatus tenar untuk melangkah maju?

Ketua PSSI Erick Thohir masih enggan berkomentar banyak soal calon pelatih baru. Melihat situasi yang bergulir, federasi tampaknya tak ingin terburu-buru mengambil keputusan. Di sisi lain, publik juga menuntut kejelasan karena perhatian terhadap Timnas Indonesia terus meningkat.

Di media sosial, warganet ramai menyerukan agar Shin Tae Yong (STY) kembali melatih Timnas. Pelatih asal Korea Selatan itu dinilai sukses membawa perubahan signifikan selama masa jabatannya. Namun, mencari pelatih ideal tentu bukan perkara mudah dan tidak bisa hanya berdasarkan tekanan publik.

Dalam situasi ini, peran Direktur Teknik PSSI Alexander Zwiers menjadi krusial untuk menilai visi jangka panjang pelatih yang akan ditunjuk. PSSI juga disarankan tidak tergesa-gesa menetapkan pelatih permanen, tetapi segera menunjuk caretaker untuk mendampingi tim dalam FIFA Matchday 10–18 November 2025.

Laga-laga pada periode tersebut bisa menjadi ajang penting untuk memperbaiki peringkat FIFA Indonesia yang kini turun ke posisi 119 dunia, sekaligus menjadi pemanasan menuju SEA Games 2025. Kehadiran pelatih sementara akan memastikan Timnas tetap berjalan dan tidak kehilangan arah di tengah proses transisi.

Meski pelatih dengan nama besar sering menjadi daya tarik, popularitas bukan jaminan kesuksesan. Tanpa kualitas dan rekam jejak yang solid, nama besar bisa menjadi sekadar citra tanpa hasil nyata.

PSSI perlu berhati-hati memilih sosok pelatih yang memahami karakter sepak bola Indonesia. Bukan hanya sekadar pernah melatih klub Liga 1, tetapi juga memiliki pengalaman luas di level internasional, khususnya sepak bola Asia.

Beberapa pelatih yang sebelumnya sukses di klub lokal justru gagal saat menangani Timnas. Nama seperti Simon McMenemy, Jacksen F. Tiago, Benny Dollo, hingga Ivan Kolev menjadi contoh bagaimana kesuksesan di klub tak selalu berbanding lurus dengan performa di level nasional.

Sebaliknya, pelatih yang punya pengalaman luas di Asia seperti Alfred Riedl dan Shin Tae Yong terbukti mampu mengangkat performa Garuda. Riedl, meski tak mempersembahkan trofi, sukses membawa Indonesia ke final Piala AFF 2010 dan 2016, serta dikenal karena kedisiplinannya.

Sementara itu, STY meninggalkan warisan besar dengan membawa Indonesia menembus semifinal Piala Asia U-23 2024 serta lolos ke babak gugur Piala Asia 2023, prestasi yang belum pernah diraih sebelumnya.

Melihat pola tersebut, PSSI sebaiknya memilih pelatih yang berpengalaman di sepak bola Asia, bukan sekadar nama besar. Visi jangka panjang juga harus menjadi acuan, terutama dengan target ambisius menuju Piala Dunia 2030.

Sumber: CNN.Indonesia.com

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment