Puluhan WNI Korban Perdagangan Manusia di Kamboja Memohon Perlindungan ke KBRI Phnom Penh
Puluhan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban perdagangan manusia di Kamboja kini tengah berlindung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh. Para korban diduga dieksploitasi oleh jaringan mafia judi online internasional dan berharap bisa segera dipulangkan ke Indonesia.
Informasi ini disampaikan oleh Sufaldi Tampilang, perwakilan media JejakPeristiwaOnline, melalui pesan WhatsApp kepada Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke. Dalam pesannya, Sufaldi menyatakan bahwa kondisi para korban sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan perlindungan segera.
“Kami mohon kepada Ketua Umum PPWI, Bapak Wilson Lalengke, agar membantu anak-anak kami di KBRI Kamboja. Mereka telah menjadi korban eksploitasi oleh mafia judi online dan nyawa mereka kini terancam,” tulis Sufaldi pada Jumat (7/3/2025).
Sufaldi juga meminta Wilson Lalengke untuk memediasi komunikasi dengan pihak KBRI di Kamboja guna memastikan para korban mendapat perlindungan yang layak dan segera dipulangkan ke Indonesia. Ia turut menyertakan kontak dari pihak KBRI untuk memudahkan koordinasi.
Kasus perdagangan manusia yang menjerat WNI di Kamboja bukanlah hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak laporan yang mengungkap WNI terjebak dalam skema pekerjaan ilegal di industri judi online. Para korban biasanya dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi, namun kenyataannya mereka dipaksa bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi dan kerap menghadapi ancaman fisik maupun psikologis.
Pemerintah Indonesia melalui KBRI Phnom Penh sebelumnya telah berupaya menyelamatkan dan memulangkan para korban perdagangan manusia. Meski demikian, maraknya praktik ilegal ini menunjukkan bahwa jaringan perdagangan manusia di Asia Tenggara masih aktif beroperasi dan terus mencari korban baru.
Wilson Lalengke mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus ini dan menegaskan bahwa tindakan cepat dari pihak berwenang sangat dibutuhkan. Ia mendesak agar KBRI Kamboja, Kementerian Luar Negeri, dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk menyelamatkan para korban.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi saudara-saudara kita di Kamboja. Mereka adalah korban eksploitasi yang sangat membutuhkan perlindungan segera. Saya berharap pemerintah Indonesia, khususnya KBRI di Kamboja, segera bertindak tegas dan memastikan para korban bisa kembali dengan selamat,” ujar Wilson Lalengke.
Selain itu, Wilson menyoroti pentingnya langkah preventif guna mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. Ia menegaskan bahwa pengawasan terhadap modus penipuan lowongan kerja di luar negeri harus ditingkatkan agar tidak semakin banyak WNI yang menjadi korban perdagangan manusia.
“Saya mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan di luar negeri yang terdengar terlalu menggiurkan. Kasus perdagangan manusia ini terus terjadi, dan kita harus lebih berhati-hati agar tidak ada lagi korban di masa mendatang,” tambahnya.
Sementara itu, pihak KBRI Phnom Penh dikabarkan telah melakukan langkah awal dengan menempatkan para korban di lokasi yang aman. Proses evakuasi dan pemulangan mereka masih menunggu koordinasi lebih lanjut dari pihak berwenang di Indonesia. Redaksi akan terus memantau perkembangan kasus ini dan menyampaikan informasi terkini mengenai upaya penyelamatan para korban perdagangan manusia di Kamboja.
Sumber : https://lintasjatimnews.com/2025/03/10/puluhan-wni-korban-perdagangan-manusia-di-kamboja-minta-perlindungan-kbri-phnom-penh/